running text

HORAS!!! SELAMAT DATANG DI BLOG HKBP SUTOYO; Jln. Letjend Sutoyo, Jakarta Timur - Indonesia

Sabtu, 22 Juli 2017

"MESKI TAK LAYAK" Renungan Harian Pdt.Lucius T.B.Pasaribu, S.Th

MESKI TAK LAYAK

Yesaya 64:6, "Demikianlah kami sekalian seperti seorang najis dan segala kesalehan kami seperti kain kotor; kami sekalian menjadi layu seperti daun dan kami lenyap oleh kejahatan kami seperti daun dilenyapkan oleh angin".

Mungkin kita sudah mendengar bahkan menyanyikan lagu KJ No 27
"Meski tak layak hidupku, tetapi karena darahMu dan Kau memanggil diriku, ku datang Yesus padamu." ( Just as I am, without one plea, But that Thy blood was shed for me, And that Thou bid'st me come to Thee, O Lamb of God, I come!)
Lagu ini merupakan karya Charlotte Elliott, dia lahir tahun 1789 di Inggris. Diusianya 30 tahun kondisi kesehatannya semakin menurun, dia menerima kunjungan seorang pendeta bernama Cesar Malan dari Swiss. Pertanyaannya adalah bagaimana seharusnya datang menghadap Tuhan? Singkat cerita dalam keadaan yang lemah, pendeta menyampaikan pesan kepada Elliott: datanglah ke hadapan Tuhan sekalipun tidak layak. Seperti seorang yang menghadap kematian kita harus datang kehadapanNya. Hal ini diingatnya dan menginspirasi menciptakan lagu yang sangat indah "Just as I am" (Meski tak layak hidupku). Namun sekalipun tak layak kita datang kepada Yesus.

Renungan di pagi hari ini mengingatkan kita akan ketidak-layakan kita dihadapan Allah. Yesaya menjelaskan bahwa kesalehan kita dihadapan Allah seperti kain kotor. Sekalipun kita berusaha hidup saleh, mencoba dan berusaha agar berkenan di hadapan Allah, namun tak seorang pun sanggup oleh kesalehannya layak di hadapan Allah. Kita ibarat kain kotor, ternoda dan penuh bercak-bercak kotoran hitam. Kain kotor sekalipun dicuci dan dibilas oleh detergen pembersih apapun pasti tak akan bisa menjadi putih  bersih seperti sedia kala. Demikianlah kita dihadapan Allah, kita adalah orang yang tak layak di hadapanNya, namun oleh Yesus Kristus kita dilayakkan. Dan oleh darah Yesus Kristus yang tercurah di Golgata, kita disucikan dari dosa dan noda. Sebagaimana syair lagu indah dari KJ 35: Tercurah darah Tuhanku, di bukit Golgatha, yang mau bertobat ditebus terhapus dosanya. Terhapus dosanya...dst.

Istilah kedua dari Yesaya dalam renungan pagi ini adalah bahwa hidup ini akan berlalu. Seperti  daun yang mekar, hijau dan berkembang di saat musim semi namun akan segera tiba waktunya musim gugur, semuanya akan layu dan gugur. Daun yang gugur akan tertiup oleh angin. Itulah relatifnya hidup kita ini di hadapan Allah, semuanya akan berlalu tak ada yang abadi. Yesus berkata: Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu (Markus 13:31). Syukur kepada Tuhan kita Yesus Kristus yang memberikan jaminan bagi kita akan kehidupan yang kekal.

Marilah syukuri kasih karunia Tuhan yang melayakkan kita dihadapanNya melalui penebusan Yesus Kristus. Datanglah padaNya, Tuhan akan mengampuni kita dari segala kejahatan dan pelanggaran. Amin.