running text

HORAS!!! SELAMAT DATANG DI BLOG HKBP SUTOYO; Jln. Letjend Sutoyo, Jakarta Timur - Indonesia

Rabu, 19 Juli 2017

"PENGORBANAN KRISTUS" Renungan Harian Pdt.Lucius T.B.Pasaribu, S.Th

PENGORBANAN KRISTUS

1 Petrus 2:24, "Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh".

Tentu kita telah pernah membaca atau mendengar kisah haru yang menggetarkan jiwa. Misalnya tindakan pengorbanan seorang ibu terhadap anaknya: nekad menerobos api yang menyala demi menyelamatkan anaknya yang terjebak dalam suatu peristiwa  kebakaran. Seorang ibu rela mati ditabrak kereta api ketika kereta dorong bayinya tersangkut di rel. Mungkin juga kisah cinta yang mengharukan, seorang kekasih yang nekad melakukan tindakan konyol hingga bunuh diri demi membuktikan cinta kasihnya pada orang yang dicintainya. Mungkin banyak lagi kita temukan kisah-kisah yang mengharukan di dunia ini. Jika kita telisik tentu kisah haru atau pengorbanannya umumnya karena ada ikatan spesial atau hubungan yang khusus.  Namun adakah orang yang mau mengorbankan dirinya bagi seorang pendosa, yang semestinya layak di hukum mati. Adakah orang yang mau berkorban dan mempertaruhkan nyawa bagi seorang yang tidak dia kenal?

Inilah pengorbanan Yesus Kristus yang tiada tara, yang melebihi kisah haru dan pengorbanan manapun di dunia ini. Yesus Kristus rela berkorban demi kita orang berdosa. Dia rela menempuh jalan salib, yang penuh dengan penderitaan, hinaan, cacian dan siksaan demi menyelamatkan kita orang berdosa  Dia memikul dosa kita di kayu salib. Oleh bilur-bilurNya kita disembuhkan.

Pertanyaannya adalah: Apakah respon kita terhadap pengorbanan Kristus? Rasul Petrus hendak menggugah hati kita untuk semakin merasakan begitu berharganya hidup kita. Kalau kita berharga di mata Tuhan apakah yang bisa kita lakukan? Yesus tidak menuntut apapun dari kita, karena kasihNya tulus. Hanya satu yang Dia inginkan: Peliharalah keselamatan yang telah diberikan dengan mengikuti jejak Yesus dalam hidup ini. Teladan sudah ditinggalkan bagi kita yaitu hidup mengasihi. Amin.