running text

HORAS!!! SELAMAT DATANG DI BLOG HKBP SUTOYO; Jln. Letjend Sutoyo, Jakarta Timur - Indonesia

Kamis, 27 Juli 2017

"TAAT MENDENGAR SUARA TUHAN" Renungan Harian Pdt.Lucius T.B.Pasaribu, S.Th

TAAT MENDENGAR SUARA TUHAN

1 Samuel 15:22, "Tetapi jawab Samuel: "Apakah TUHAN itu berkenan kepada korban bakaran dan korban sembelihan sama seperti kepada mendengarkan suara TUHAN? Sesungguhnya, mendengarkan lebih baik dari pada korban sembelihan, memperhatikan lebih baik dari pada lemak domba-domba jantan".

Samuel tokoh yang sangat penting bagi Israel pada masa peralihan dari kepemimpinan imam kepada sistem kerajaan. Sebelumnya Israel hanya dipimpin oleh Hakim yang sekaligus juga menjadi imam bagi umat Israel. Padahal tantangan semakin banyak dari bangsa-bangsa sekitar yang menindas, merampok dan merompak mereka. Bangsa sekitar telah memiliki struktur masyarakat yang lebih maju dibanding Israel dengan memiliki raja yang menetap sebagai pemimpin mereka. Apalagi raja mereka adalah orang yang memiliki kharisma. Hal inilah yang mendorong bangsa Israel meminta kepada Samuel agar Tuhan memberikan seorang raja bagi mereka agar mereka sama dengan bangsa asing (1 Sam 8). Semula permintaan ini ditolak Samuel karena dianggap penolakan Israel terhadap Allah (Theokrasi). Pada akhirnya Tuhan pun memenuhinya dengan menyuruh Samuel mengurapi Saul sebagai raja  pertama bangi Israel.

Semula Saul memiliki harapan akan ada kemajuan, namun sangat disayangkan karena Saul sangat mengecewakan Tuhan. Saul adalah tipe yang tidak setia menjalankan perintah Tuhan. Dia lebih takut pada suara massa dari pada perintah Tuhan.  Jika kita baca 1 Samuel 13,  Samuel telah meminta Saul untuk menunggu waktu sebagaimana ditetapkan Samuel, yaitu sebelum menyerang Filistin harus menyampaikan korban bakaran kepada Allah. Namun karena sudah tidak sabaran dan atas desakan massa, akhirnya Saul memimpin sendiri pembakaran korban yang semestinya dilakukan oleh Samuel sebagai imam. Samuel sangat kecewa atas sikap Saul yang tidak setia melakukan firman Tuhan.

Demikian dengan teks renungan di pagi ini bacalah keseluruhan pasal 15: Saul disuruh untuk menumpas orang Amalek dan memusnahkan semuanya jangan ada yang disisakan. Namun apa yang terjadi? Saul memang berhasil menaklukkan Amalek, tapi sangat disayangkan Saul mengijinkan rakyat itu membawa lembu dan ternak tambun dengan alasan sayang dimusnahkan, lebih baik dikumpulkan dan dijadikan kurban bakaran bagi Tuhan.  Ini membuat Samuel marah besar:  Apakah Tuhan mau menerima korban bakaran demikian? Bagi Samuel mendengarkan suara Tuhan dan melakukannya jauh lebih penting dari korban bakaran lembu atau sapi yang paling tambun sekalipun.

Inilah kemarahan Samuel kepada Saul, kurban bakaran tidak lebih penting dari ketaatan untuk mendengar dan melakukan suara Tuhan. Seharusnya Saul menjadi pemimpin yang membawa umat Israel takut dan mendengarkan suara Tuhan. Ini justru membiarkan umat itu menjarah kambing dan lembu dari kaum Amalek untuk dijadikan korban bakaran bagi Tuhan. Mendengarkan, memperhatikan dan melakukan firman dengan setia itulah yang dikehendaki Tuhan.

Renungan di pagi hari ini menjadi refleksi yang sangat penting bagi kita. Memberikan persembahan adalah kewajiban kita mensyukuru karunia Tuhan.  Memberikan persembahan adalah kewajiban religius, baik berupa perpuluhan persembahan syukur dll. Namun apa yang disampaikan firman Tuhan di pagi ini menjadi sangat penting. Jangan sampai demi menyampaikan kurban persembahan, kita mengabaikan perintah Tuhan.   Mendengarkan dan melakukan firman Tuhan jauh lebih penting dari membawa korban yang tidak seturut dengan perintah Tuhan.
Firman Tuhan harus mendasari semua perbuatan dan perilaku kita. Firman harus menerangi dan menggarami semua perbuatan kita sehari-hari. Tuhan Yesus memberkati.
Amin.