running text

HORAS!!! SELAMAT DATANG DI BLOG HKBP SUTOYO; Jln. Letjend Sutoyo, Jakarta Timur - Indonesia

Senin, 17 Juli 2017

"KESELAMATAN TERBUKA BAGI SEMUA ORANG" Pdt.Lucius T.B.Pasaribu, S.Th

"KESELAMATAN TERBUKA BAGI SEMUA ORANG"

Kisah Para Rasul 10:35-36, "Setiap orang dari bangsa mana pun yang takut akan Dia dan yang mengamalkan kebenaran berkenan kepada-Nya.
Itulah firman yang Ia suruh sampaikan kepada orang-orang Israel, yaitu firman yang memberitakan damai sejahtera oleh Yesus Kristus, yang adalah Tuhan dari semua orang".

Injil adalah universal: terbuka bagi setiap orang, dari segala suku bangsa manapun, dari kelompok sosial manapun. Tidak ada yang diutamakan, tidak ada yang dipinggirkan, semuanya sama dan di dalam Yesus Kristus. Itulah sebabnya Paulus dalam Galatia 3:28 mengatakan,  "Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus". Keselamatan di dalam diri Yesus Kristus terbuka bagi semua orang.

Nats renungan di pagi hari ini merupakan pengakuan dari Petrus kepada Kornelius bahwa sesungguhnya tidak ada perbedaan manusia di hadapan Allah (Kis 10:34). Kesimpulan ini sekaligus sikap Petrus menerima Kornelius untuk dibaptis. Sekalipun dia orang Italia (bukan Yahudi) dan dia adalah seorang perwira dari Kerajaan Romawi, namun di telah menerima Yesus sebagai Juruselamat. Petrus sangat kagum atas kesaksian Kornelius dan kesungguhannya menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat. Orang Yahudi tentu sudah memiliki penilaian tersendiri bagi perwira tentara Romawi; selain dianggap penjajah, juga dianggap sebagai musuh Allah yang menghambat keselamatan Israel.

Ada hal menarik dari diri Kornelius, sekalipun dia seorang perwira namun dia tetap rendah hati. Hidup saleh dan memiliki spiritualitas yang tinggi, rajin bersedekah dan berusaha mencari kebenaran dan mengisi hidupnya dalam hal religius. Dalam rumah tangga Kornelius mendidik seisi rumahnya menjadi orang-orang yang takut akan Tuhan. Ia saleh, ia serta seisi rumahnya takut akan Allah dan ia memberi banyak sedekah kepada umat Yahudi dan senantiasa berdoa kepada Allah (Kis. 10:2).

Bacalah keseluruhan Kis.10 yang menceritakan tentang hidup Kornelius dan apa yang dialaminya telah mengubah cara pandang Petrus. Petrus tergolong dari kaum ekslusifisme Yahudi: keselamatan hanya untuk orang Yahudi. Melalui suatu penglihatan Petrus memahami maksud Allah bahwa keselamatan itu untuk semua orang: apa yang dikatakan halal oleh Allah, tidak boleh disebut haram oleh manusia (Kis 10:15).  Petrus pun akhirnya membaptis Kornelius dan seisi rumahnya.

Mungkin juga banyak reaksi terhadap Petrus dari kalangan Yahudi karena telah membaptis Kornelius dan keluarganya. Inilah suatu sikap egois dari manusia, seolah kita sendiri yang lebih layak menerima keselamatan, kita sendiri lebih saleh dan lebih layak di hadapan Allah. Renungan di pagi ini menyadarkan kita bahwa  Tuhan Yesus itu milik semua orang: yang mencari kebenaran dan damai sejahtera.  Marilah ikut ambil bagian dalam pemberitaan Injil Yesus Kristus agar semakin banyak orang yang menerima keselamatan. Jadilah ambil bagian dalam pemberitaan Injil, yang memberitakan damai sejahtera bagi semua orang. Biarlah melalui cara hidup kita orang semakin tertarik tentang cerita Tuhan Yesus, bukan sebaliknya cara hidup kita telah membuat orang menilai negatif akan agama yang kita percayai.

Perlu juga kita renungkan apa yang disampaikan oleh Mahatma Gandhi kepada orang Inggris di India, E. Stanley Jones. Ketika Jones bertemu dengan Gandhi dia bertanya, "Sekalipun Anda sering mengutip kata-kata Kristus, mengapa Anda kelihatannya keras menolak untuk menjadi pengikutNya?
Jawab Gandhi, "Saya tidak pernah menolak Kristus. Saya suka Kristus Anda. Tapi saya tidak suka dengan orang Kristen Anda."

Marilah kita ikut ambil bagian dalam pewartaan Injil melalui cara hidup kita yang menjadi kesaksian bagi orang lain. Amin.