running text

HORAS!!! SELAMAT DATANG DI BLOG HKBP SUTOYO; Jln. Letjend Sutoyo, Jakarta Timur - Indonesia

Senin, 03 Juli 2017

"TETAP BERSAKSI" Renungan Harian Pdt.Lucius T.B.Pasaribu, S.Th

TETAP BERSAKSI

Kisah Para Rasul 4:20, "Sebab tidak mungkin bagi kami untuk tidak berkata-kata tentang apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar."

Ira C, PhD menuliskan satu buku berjudul: Semakin Dibabat Semakin Merambat terbitan BPK Gunung Mulia tahun 1989. Buku ini berisi  sejarah ringkas tentang keadaan dan realitas gereja mula-mula. Judul tersebut tidak berlebihan, justru memberikan gambaran yang jelas akan apa yang dialami oleh  jemaat mula-mula. Mereka tidak takut terhadap tekanan dan tindakan repressif yang hendak menghentikan mereka menyaksikan iman mereka. Semakin dibabat semakin merambat, semakin tinggi usaha untuk menghentikan kekristenan dengan mengejar, menganiaya, memenjarakan hingga mati martyr, semakin banyak pula yang mengikut Yesus Kristus.

Mengapa demikian? Salah satu di balik rahasia sejarah ini diungkapkan dalam nats renungan di pagi ini: Gereja mula-mula tidak mungkin tidak memberitakan apa yang mereka lihat dan mereka saksikan sendiri. Mereka lebih takut kepada Allah dari pada manusia. Ketika Petrus menyembuhkan seorang lumpuh sejak lahir di Bait Allah, para tetua Yahudi menangkap mereka dan diperhadapkan dalam sidang Mahkamah Agama.

Renungan di pagi ini merupakan jawaban yang diberikan oleh Yohanes dan Petrus ketika di sidang di dalam Mahkamah Agama. Para tua-tua Yahudi tidak menghendaki Petrus dan rasul lainnya memberitakan Injil dan menyembuhkan dalam nama Yesus. Namun Petrus dan Yohanes berdiri di atas prinsip yang kuat. Silahkan para tetua Yahudi memutuskan apapun, namun bagi Rasul Petrus dkk tidak mungkin tidak memberitakan apa yang mereka lihat dan saksikan sendiri.

Prinsip inilah yang membuat gereja mula-mula berkembang pesat. Semakin dianiaya dan di penjara, semakin banyak orang yang percaya. Semakin dikejar, kekristenan semakin menyebar. Semakin ditekan dan dihimpit, kekristenan semakin melejit. Mengapa demikian? Karena semua orang percara berdiri di atas prinsip: tetap menyaksikan imannya tanpa takut pada tantangan, tekanan dan tindakan repressif. Amin.