OLEH IMAN
Ibrani 11:3, "Karena iman kita mengerti, bahwa alam
semesta telah dijadikan oleh firman Allah, sehingga apa yang kita lihat telah
terjadi dari apa yang tidak dapat kita lihat".
Ibrani pasal 11 merupakan uraian tentang arti iman dalam
hidup orang percaya. Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan
dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat (11:1). Iman adalah kepastian dalam ketidak-pastian,
kemungkinan di dalam ketidak- mungkinan. Oleh iman kita melihat apa yang tidak
kelihatan dan menjangkau apa yang tidak dapat kita jangkau. Rumusan-rumusan itu
nyata dalam pengalaman bapak-bapak leluhur orang percaya sebagaimana kesaksian
Alkitab.
Iman memungkinkan kita memahami apa yang tidak kita pahami.
Tanpa mengabaikan teori-teori sains, iman membimbing kita untuk memahami apa
yang di luar perkiraan manusia. Memang betul, dalam berbagai misteri dalam
kehidupan ini, sains telah membantu kita memahami apa yang terjadi di jagad
raya ini. Namun harus kita akui bahwa tidak semua misteri di alam semesta ini
dapat diungkapkan oleh sains. Sains
perlu membangun pikiran logis, menolong kita menemukan rahasia kebenaran cara
kerja Allah. Namun iman semakin membawa kita memahami dan mengerti rahasia
jagad raya ini dalam terang firman Allah.
Iman mengajar kita bahwa segala sesuatu terjadi karena
firman. Allah mencipta dari yang tidak ada menjadi ada. Allah berfirman
jadilah, maka jadilah demikian (Baca kisah Penciptaan dalam Kej 1:1-2:4a).
Inilah kemahakuasaan Allah yang tak terjangkau oleh akal.
Tahukah Anda apa yang dilakukan Neil Amstrong, astronot USA
pertama yang berhasil mendarat di bulan?
Dia sujud dan takjub atas kemahakuasaan Tuhan melalui segala ciptaanNya. Orang
di jamannya mendarat di bulan adalah sesuatu yang imposible. Keberhasilan mendarat di bulan bukan
meninggikan diri dan pemuja tehnologi meniadakan iman, namun membuatnya semakin
sujud dan takjub atas kemahakuasaan Tuhan, dan begitu banyak misteri alam yang
tersembunyi di balik segala ciptaanNya.
Banyak pandangan yang keliru seolah iman tidak membutuhkan
pengetahuan, dan sebaliknya ada banyak ilmuwan yang hendak menjauhkan
pengetahuan dari iman. Renungan di pagi ini mengajarkan, iman justru membuat
orang semakin mengerti dan memahami apa yang di- firmankan oleh Allah. Pengetahuan membutuhkan iman agar semakin
mengetahui rahasia sains yang luar biasa. Seperti astronot Neil Amstrong yang
mencapai puncak pengetahuan pada jaman itu, dia sujud atas kemahakuasaan dan
rahasia Allah lewat ciptaanNya. Maka
bagi orang percaya: iman dan sains bukanlah duel yang saling meniadakan, namun
duet yang saling menguatkan.
Banyak hal yang tak terprediksi oleh akal terjadi dalam
hidup kita dan kita lihat sendiri. Analisis logis kita juga terbatas untuk
memprediksi akan apa yang terjadi esok. Namun oleh iman kita berani melangkah
seperti bapak-bapak orang percaya sebagaimana didaftar oleh penulis Ibrani
mulai dari Abraham, Ishak, Yakub, Musa, Hakim-hakim, dll. Mereka menjalani
hidupnya dengan iman dan melihat sendiri apa yang tak mungkin nyata di dalam
hidup mereka. Rahasianya ada pada iman.
Maka jalanilah segala sesuatu di dalam iman. Amin.