running text

HORAS!!! SELAMAT DATANG DI BLOG HKBP SUTOYO; Jln. Letjend Sutoyo, Jakarta Timur - Indonesia

Senin, 20 November 2017

"KELUARGA YESUS KRISTUS" Renungan Harian Pdt..Lucius T.B.Pasaribu, S.Th

KELUARGA YESUS KRISTUS

Lukas 8:21, "Tetapi Ia menjawab mereka: "Ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku ialah mereka, yang mendengarkan firman Allah dan melakukannya."

Hubungan darah sangat berpengaruh dalam diri seseorang. Apalagi dalam suatu masyarakat yang masih kuat tradisi dan kultur. Hubungan kekeluargaan sangat dipelihara bahkan menjadi satu perasaan dalam suka dan duka, bergotong royong dan saling menolong. Yahudi tergolong satu bangsa yang memiliki hubungan darah yang kental, silsilah dan sejarah keluarga dipelihara sangat ketat. Lihatlah misalnya informasi seluruh keturunan Yakub tercatat di Mesir. Demikian dengan silsilah Tuhan Yesus dalam Matius 1 semuanya terdokumentasi dengan baik. Terpeliharanya silsilah keturunan di dalam Yahudi menjadi hal penting bahwa mereka memiliki ikatan keluarga yang sangat tinggi.

Demikian juga halnya orang Batak, ikatan keluarga melalui marga dan adat dalihan na tolu sangat kuat. Hidup dalam masyarakat ditopang oleh filosopi dalihan na tolu (tungku nan tiga) di atas prinsip: somba marhulahula (hormat kepada keluarga dari pihak isteri), elek marboru (peduli dan penuh kasih sayang kepada pihak keluarga mantu) dan manat mardongan tubu (memelihara hubungan yang baik dengan satu marga). Fondasi ini membuat orang Batak memiliki rasa kekeluargaan yang tinggi, sehingga dimana pun berada pertalian dari hubungan darah ini selalu ada. Hubungan dalam keluarga juga menjadi perekat yang sangat baik dalam saling menolong dan menopang, bergotong royong dan peduli.

Tentu setiap kelompok sosial masyarakat memiliki makna tersendiri dalam hubungan darah. Di sinilah peran iman, dalam tradisi kentalnya hubungan darah dalam keluarga, Yesus memberikan warna baru. Ketika Yesus mengajar ada banyak orang berbondong-bondong dan mendengarkan pengajaranNya. Pada saat itulah ibu dan saudara-saudaraNya datang hendak menyampaikan pesan kepada Yesus. Mungkin karena terlalu penuh,  ibu dan saudaranya berada di luar. Namun Yesus tetap melanjutkan pengajaranNya seolah mengabaikannya, sampai ada orang yang menyela dan menyampaikan kepada Yesus bahwa ibu dan saudaraNya datang dan berada di luar. 

Yesus tetap melanjutkan pengajaranNya bahkan memberikan pernyataan penting: "Ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku ialah mereka, yang mendengarkan firman Allah dan melakukannya." 

Dengan pernyataan ini Yesus bukan mau mengabaikan atau meniadakan hubungan darah diriNya dengan ibu dan saudaraNya. Bagi Yesus hubungan keluarga sangat penting. Ketika di Golgata Yesus berpesan "inilah ibumu, inilah anakmu" (Yoh 19:26). Yesus sangat menghormati keluarga dan taat pada tradisi Yahudi, namun di dalam hubungan kekeluargaan ada satu hal yang harus mendasarinya yaitu iman. Yesus mau memperkenalkan suatu keluarga rohani bagi para pendengar yaitu kita telah dipersatukan dalam satu keluarga besar di dalam penebusan Yesus Kristus. Di dalam Yesus Kristus kita adalah saudara dan keluarga Allah untuk melakukan firman dan kehendakNya. Kita semua hidup dalam satu keluarga besar Allah (Family of God).  Hubungan keluarga Allah mengutamakan kebenaran dan seturut dengan kehendakNya.

Jadi segala relasional manusia: baik itu hubungan darah, hubungan pekerjaan, bisnis dan kedekatan lainnya (nepostis) semuanya harus didasari dan diterangi oleh firman dan kehendak Allah. Berbeda dengan jika seseorang terikat oleh hubungan darah, apapun kekurangan dan kelemahan pasti berupaya menutupinya. Maka di sinilah renungan pagi ini menyapa kita bahwa hubungan keluarga adalah penting dan harus diterangi oleh sinar kasih dan pengorbanan Yesus Kristus. Kekeluargaan kita di dalam Yesus Kristus menerangi kita untuk lebih kasih, lebih peduli dan lebih baik karena diterangi dan digarami oleh kasih dan kehendak Allah. Amin.