running text

HORAS!!! SELAMAT DATANG DI BLOG HKBP SUTOYO; Jln. Letjend Sutoyo, Jakarta Timur - Indonesia

Jumat, 17 November 2017

"KEMATIAN BERMARTABAT" Renungan Harian Pdt.Lucius T.B.Pasaribu, S.Th

KEMATIAN BERMARTABAT

Wahyu 14:13, "Dan aku mendengar suara dari sorga berkata: Tuliskan: "Berbahagialah orang-orang mati yang mati dalam Tuhan, sejak sekarang ini." "Sungguh," kata Roh, "supaya mereka boleh beristirahat dari jerih lelah mereka, karena segala perbuatan mereka menyertai mereka." 

Pada umumnya orang menganggap kematian adalah kesuraman, kesedihan, hitam dan gelap. Kematian ibarat orang memasuki lorong gelap dimana tidak tahu apa-apa karena tak satupun yang memberitakan fakta di balik kematian. Itulah sebabnya kematian sangat ditakuti dan menakutkan. Pandangan lain,  kematian meninggalkan masalah bagi orang disekitarnya: dapat kita bayangkan selama ini bercakap-cakap dan bersandau gurau dengabn keluarga namun oleh kematian semua itu diputus. Dapat juga kita bayangkan dalam suatu keluarga muda, sang ayah pencari nafkah utama, oleh kematian telah meninggalkan masalah akan beban hidup yang memberatkan bagi anggota keluarga. Itulah ngerinya kematian.

Namun di samping kengerian tentang kematian, ada juga hal menarik yaitu konsep keadilan. Khususnya pemahaman bahwa di balik kematian ada kehidupan setelah kematian. Sehingga setiap orang hidup harus mempersiapkan kematiannya. Sekalipun hidup yang kita jalani ini tidak adil namun kematian akan memperbaikinya.  Ini yang digali dan diajarkan oleh agama-agama bahwa setiap orang akan mendapatkan upahnya pada kehidupan setelah kematian.  Setiap orang akan mempertanggungjawabkan hidupnya dalam penghakiman kelak. Bagi mereka yang setia di dalam imannya akan memperoleh keselamatan dalam kehidupan sorgawi, namun sebaliknya bagi orang yang melakukan kejahatan akan mendapat murka dalam hukuman kekal. 

Dalam renungan di pagi hari ini kitab Wahyu memberikan suatu kepastian bahwa orang yang mati di dalam Tuhan akan memperoleh kebahagiaan karena akan menerima upah memasuki hidup kekal bersama Allah.  Sebagaimana konteks Alkitab, gereja mendapat penghambatan, penganiayaan yang luar biasa. Namun mereka tetap setiap kepada Yesus Kristus. Iman mereka tak luntur, mereka tetap hidup di dalam Tuhan. Mereka yang tetap setia hidup di dalam Tuhan akan memasuki kehidupan kekal. Mereka akan beristirahat dalam kehidupan abadi setelah menjalani kehidupan yang penuh penderitaan oleh iman. Mereka yang hidup di dalam Tuhan sepanjang hidupanya, kehidupan setelah kematiannya memperoleh kebahagiaan yang abadi. 

Kitab Wahyu sebagaimana dalam renungan di pagi ini menyatakan bahwa kematian adalah sebagai tujuan hidup. Namun, bukan sembarang kematian, melainkan kematian yang bermartabat. Maka hidup ini harus mempersiapkan diri memasuki kematian yang bermartabat. Kematian bermartabat adalah mati di dalam Tuhan. Amin.