running text

HORAS!!! SELAMAT DATANG DI BLOG HKBP SUTOYO; Jln. Letjend Sutoyo, Jakarta Timur - Indonesia

Selasa, 07 November 2017

"MELAWAN KEANGKUHAN" Renungan Harian Pdt.Lucius T.B.Pasaribu, S.Th

MELAWAN KEANGKUHAN

1 Raja-raja 20:11, "Tetapi raja Israel menjawab, katanya: "Katakanlah! Orang yang baru menyandangkan pedang janganlah memegahkan diri seperti orang yang sudah menanggalkannya."

Ada baiknya kita membaca keseluruhan perikop ini sehingga kita mengetahui kisah berikut. Suatu cerita yang menarik yakni perlawanan Raja Ahab terhadap keangkuhan Benhadad raja orang Aram. Benhadad seorang raja yang angkuh, mungkin sebelumnya sudah menaklukkan beberapa negara-negara di sekitarnya. Untuk memperluas kekuasaannya Benhadad menekan Ahab raja Israel Utara agar tunduk padanya serta menyerahkan seluruh harta, emas, dan seluruh miliknya termasuk isterinya menjadi milik Benhadad. Biasanya raja-raja yang ditaklukkan akan memberi upeti. Demikianlah rencana Benhadad raja Aram itu kepada Ahab.

Ahab sendiri memang tidak disukai oleh Tuhan karena perilakunya, apalagi tindakan isterinya Isebel yang serakah, percaya Baal, mengejar dan memburu para abdi Allah dan mendatangkan malapetaka besar bagi Israel. Namun ketika menghadapi raja Aram masih ada pertolongan Tuhan bagi Ahab untuk membebaskan Samaria (ibu kota negara Israel Utara) dari usaha penaklukan Benhadad.

Kembali kepada Benhadad: dia orang yang angkuh dan sombong. Benhadad berkeinginan untuk menaklukkan Samaria dan berkata kepada Ahab dengan pesan: "Beginilah pesan Benhadad: Emasmu dan perakmu adalah milikku, dan juga isteri-isteri dan anak-anakmu yang cantik-cantik adalah milikku" (1 Raja 20:3).

Pernyataan perang dari Benhadad ini direspon Ahab bahwa dia tidak mau tunduk dan tetap mempertahankan miliknya dan bangsanya. Benhadad mendesaknya lagi bahkan bersumpah demi allahnya menyuruh utusannya kepada Ahab jika tidak mau menyerah dan tunduk maka akan menghancurkan Samaria seperti menggemgam debu, sebagaimana disebut dalam 1 Raja 20:10, "Benhadad menyuruh orang kepada Ahab dengan pesan: "Beginilah kiranya para allah menghukum aku, bahkan lebih lagi dari pada itu, jika rakyat yang mengikut aku masih dapat menjemput segenggam penuh debu puing Samaria!" 

Jawaban Ahab atas hal kedua merupakan ayat harian ini: "Orang yang baru menyandang pedang janganlah memegahkan diri seperti orang yang sudah menanggalkannya." Pernyataan ini sudah menyatakan perlawanan terhadap keangkuhan Benhadad. Belum berperang seolah sudah menyatakan menang atas perang. Ahab akhirnya mengumpulkan seluruh tua-tua Israel, dan mengumpulkan seluruh pasukan Israel dari kalangan muda dan pemimpin-pemimpin setiap daerah (baca ayat 13). Ahab diijinkan melawan Benhadad. Atas petunjuk Abdi Allah, Ahab dan pasukannya menggempur Benhadad yang tidak bersiap mengahadapi perang. Benhadad dan pasukannya akhirnya dapat dikalahkan Ahab, namun Benhadad raja orang Aram itu dapat melarikan diri tetapi pasukannya  dibunuh.

Inilah pelajaran penting: keangkuhan, rasa percaya diri yang berlebihan dan menganggap remeh orang lain adalah awal kehancuran. Dan peristiwa semacam ini banyak terjadi, yang boleh dijadikan sebagai pelajaran. Misalnya Goliad, manusia raksasa dan perkasa mengganggap Daud sebagai lawan yang tak sebanding, tapi justru tumbang di tangan Daud. Dalam berbagai pertandingan misalnya tim underdog dapat mengalahkan tim raksasa atau unggulkan. Kenapa bisa demikian? Karena kesombongan dan anggap remeh.

Mari, lawan kesombongon! Jika ada talenta atau kelebihan kita tetaplah rendah hati. Persembahkan apa yang dapat kita lakukan untuk menopang dan membangun sesama, bukan malah menyombongkan diri dan meremehkan orang lain. Ingatlah, kesombongan dan keangkuhan adalah awal dari keruntuhan. Amin.