running text

HORAS!!! SELAMAT DATANG DI BLOG HKBP SUTOYO; Jln. Letjend Sutoyo, Jakarta Timur - Indonesia

Minggu, 19 Maret 2017

"YESUS AIR HIDUP" Jamita Minggu Pdt.Lucius T.B.Pasaribu, S.Th

YESUS AIR HIDUP (Yoh 4:5-26)
Minggu Okuli, 19 Maret 2017


Firman Tuhan Minggu ini merupakan dialog Yesus dengan perempuan Samaria yang mengubah kehidupannya.  Perikope ini sangat kaya makna yang dapat kita pelajari dalam hidup ini. Satu hal penting dari itu adalah kita sama seperti perempuan Samaria yang selalu haus dalam kehidupan ini mencari kepuasan diri, akhirnya jatuh pada dosa, asusila, ketidak jujuran dan rumah tangga yang berantakan hingga terasing dari masyarakat. Perempuan Samaria adalah contoh kehidupan yang kehilangan kebahagiaan. Yesus datang dan berkenan memberikan air kehidupan yang memulihkan orientasi hidup kita kepada kebenaran.

Dari dialog Yesus dengan perempuan Samaria, Yesus berkenan memberikan air kehidupan dengan kesediaan kita mengubah kehidupan kita. Kita menemukan berbagai pelajaran yang sangat berharga dalam kotbah minggu ini: dari etika, kepribadian hingga doktrin keagamaan.

Ada beberapa ajakan yang sangat berharga dari kotbah ini:

1.  Mengubah persepsi yang dikungkung oleh perbedaan, permusuhan dan tembok-tembok pemisah bahkan kebencian kepada hidup rukun dan damai, rasa persaudaraan yang tinggi dan hidup saling memberi. Yesus berkenan datang, menyapa dan berkomunikasi dengan perempuan Samaria. Bagi seorang Yahudi ini adalah sesuatu yang tidak biasa. Yahudi sangat membenci Samaria. Kebencian ini merupakan akumulasi benturan sejarah dari perpecahan Israel menjadi dua kerajaan hingga hukum kawin campur. Bagi Yahudi, Samaria telah hidup kawin campur ketika jatuh di tangan Assyur hingga terlibat berbagai perang. Setiap melihat orang Samaria, Yahudi selalu memalingkan muka, mungkin saja bagi Yahudi lebih baik terantuk kaki karena menutup muka ketika berjalan dari pada harus melihat seorang Samaria. Warisan permusuhan, kebencian dan berbagai tembok pemisah demikian diruntuhkan oleh Yesus dan membangun persekutuan dan persaudaraan yang rukun dan damai

2. Bergegas membenahi diri yang ambisi dan   haus akan kepuasan diri serta ketidak jujuran. Selama demikian hidup kita lebih parah dari perempuan Samaria sebelum bertobat. Selagi hidup hanya mencari kepuasan diri akan semakin jatuh dalam dosa yang semakin jahat. Semakin kuat ambisi untuk memenuhi kepentingan diri semakin terasing dari sosial masyarakat, semakin kuat mengejar kepuasan diri semakin jauh dari kejujuran. Hidup hina dan terasing, menyiksa diri dan terus dalam kepura-puraan yang akhirnya kehilangan kebahagiaan. Yesus tahu dan mau memberikan kebahagiaan. Dialah air kehidupan bagi kita. Yesus menawarkan diriNya menjadi kebutuhan yang terpokok dalam hidup manusia.  Manusia terdiri dari 80% air dan tak seorangpun manusia bisa hidup tanpa air. Mari bergegas memberikan hidup ini berpaut kepada Yesus Kristus yang berkenan memberikan kebahagiaan.

3. Kehadiran Yesus mengubah pemahaman religius yang benar. Allah tidak dibatasi oleh ruang dan waktu bahkan dengan hukum dan persyaratan2 agama. Allah itu adalah Roh dan kebenaran. Kita beribadah bukan dibatasi ruang dan waktu. Dimana ada kebenaran di situ Allah hadir. Kehidupan religius yang benar bukan karena mengikuti persyaratan formal keagamaan. Tetapi ketika manusia mau menerima kebenaran. Maka yang dibutuhkan adalah bukan dengan membenarkan diri dan melegitimasi kebenaran diri dengan doktrin-doktrin yang membatasi Tuhan. Sekali lagi, penyembahan dan ibadah yang benar bukanlah oleh persyaratan agama formal tetapi kesediaan manusia yang berkenan hidup di dalam kebenaran.

Selamat hari Minggu, dan selamat beribadah.