running text

HORAS!!! SELAMAT DATANG DI BLOG HKBP SUTOYO; Jln. Letjend Sutoyo, Jakarta Timur - Indonesia

Selasa, 07 Maret 2017

"JANJI SETIA SEORANG MENANTU" Renungan Harian Pdt.Lucius T.B.Pasaribu, S.Th

JANJI SETIA SEORANG MENANTU

Rut 1:16, “Tetapi kata Rut: "Janganlah desak aku meninggalkan engkau dan pulang dengan tidak mengikuti engkau; sebab ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi, dan di mana engkau bermalam, di situ jugalah aku bermalam: bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku.”

Menantu atau parumaen adalah orang yang menentukan kebahagiaan keluarganya. Banyak keluarga merasa malang karena anak-anaknya belum berhasil membonyong parumaen ke rumah ayah-ibunya. Atau si anak berhasil menikah, tapi yang dinikahi wanita asing bagi keluarganya. Kita bisa bayangkan dialog macam apa selalu diperdengarkan di sana. Sebaliknya, jika seorang pria dewasa berhasil mengawini paribannya atau wanita idaman keluarganya, pastilah sukacita keluarga itu berkelimpahan.

Kekuatiran seperti itu terjadi dalam hidup Elimelekh dengan istrinya Naomi, warga Betlehem saat para hakim memerintah di tanah Yehuda. Beserta kedua anaknya laki-laki, Mahlon dan Kilyon beremigrasi ke Moab dan menetap di sana. Di sana matilah Elimelekh, suami Naomi, maka Naomi tertinggal sebagai janda dengan dua anaknya. Lalu Mahlon mengambil perempuan Moab bernama Orpa, dan Kilyion menikahi Rut juga orang Moab. Sepuluh tahun kemudian matilah Mahlon dan Kilyon, sehingga Naomi berkemas hendak pulang ke Betlehem. Saat keluar dari Moab, berkatalah Naomi: "Pergilah, pulanglah masing-masing ke rumah ibunya; Tuhan kiranya menunjukkan kasih-Nya kepadamu,..” Lalu Orpa mencium mertuanya minta diri, tapi Rut tetap berpaut padanya. Ketika didesak, Rut berkata: "Janganlah desak aku meninggalkan engkau dan pulang dengan tidak mengikuti engkau; sebab ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi, dan di mana engkau bermalam, di situ jugalah aku bermalam: bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku".

Luar biasa komitmen Rut: ia setia hidup bersama mertuanya, ia setia menjadi warga negara mertuanya,  ia setia sebagai bangsa dan umat agama mertuanya Naomi. Hebat sekali, pernyataan itu membuat hati Naomi lega dan mempermulus perjalanannya pulang ke Yehuda. Tidak itu saja, pada dirinya ada ketentraman sebab doa-doanya didengarkan Tuhan.

Marilah kita tiru  komitmen Rut yang agung dan luhur. Pasti banyak parumaen yang baik yang patut kita syukuri di antara parumaen yang tega-teganya meninggalkan keluarganya. Tugas kita mari lebih sungguh mengikatkan iman, kebangsaan dan kekeluargaan dengan suami, agar identitas dan harga diri kita semakin utuh, mulia dan terpuji. Amin.