running text

HORAS!!! SELAMAT DATANG DI BLOG HKBP SUTOYO; Jln. Letjend Sutoyo, Jakarta Timur - Indonesia

Senin, 06 Maret 2017

"MENGAPA TERTEKAN HAI JIWAKU?" Renungan Harian Pdt.Lucius T.B.Pasaribu, S.Th

MENGAPA TERTEKAN HAI JIWAKU?

Mazmur 42:9, "Aku berkata kepada Allah, gunung batuku: "Mengapa Engkau melupakan aku? Mengapa aku harus hidup berkabung di bawah impitan musuh?"

Mazmur 42 ini merupakan gubahan syair indah dari Bani Korah yang merindukan Tuhan. Syairnya bait demi bait menggambarkan isi hati yang  terdalam, luluh tak berkekuatan, jiwa tertekan dan tiada semangat. Allah sebagai gunung batu dan benteng kekuatan tidak berdaya atas olok-olokan musuh. Perasaannya melebihi seorang yang optimis menang dalam pertandingan namun kehilangan mahkota karena kalah. Bukan hanya sekedar kalah namun telah menjadi buah bibir yang menyakitkan. Jiwanya tertekan dan tak mampu menghadapkan muka ke publik.

Berulang kali Mazmur ini mengungkapkan perkataan musuh: dimanakah Allah-Mu? Pemazmur sangat membanggakan Tuhan dalam hidupnya, sumber kekuatan dan energi yang tak berkesudahan, namun tak hadir memberikan pertolongan dalam pertarungan hidupnya. Musuh-musuhnya menekan dan menindasnya dengan keras. Tiada gairah, tulang-tulangnya serasa remuk dan tak berdaya. Pemazmur berkesimpulan, Tuhan telah meninggalkannya. Yesus juga di kayu salib pernah berseru: "Eloi, eloi lama sabaktanei". Allahku, Allahku mengapa Engkau meninggalkan Aku?

Dalam keadaan tak berdaya, hilang harapan dan tiada pertolongan. Ini merupakan doa bagi bani Israel ketika menghadapi pergumulan berat. Sama sekali tidak ada pengajaran bahwa Tuhan meninggalkan umatNya. Namun tidak selamanya Tuhan hadir membawakan kemenangan dan kesuksesan. Ada kalanya suatu keadaan tak berdaya mendorong kita untuk bersandar kepada Tuhan. Tuhan seolah membiarkan kita berjalan ke titik nadir atau dalam keadaan zero agar kita tahu bahwa sesungguhnya tanpa Tuhan kita tidak mampu. Tangan yang kuat membutuhkan latihan yang kuat. Iman yang kokoh tentu akan teruji dengan menghadapi pergumulan berat.

Banyak kisah dari zero ke hero; keadaan pahit dan getirnya kehidupan ini, mesti dijalani namun harus merangkak perlahan, berjalan tertatih-tatih dan kadang harus dipapah membuat  kita harus tetap bersandar dan pasrah diri di jalan Tuhan. Dalam keadaan sesulit apapun, dalam tekanan jiwa yang terdalam sekalipun kita harus percaya bahwa Tuhan tidak meninggalkan kita. Pertolongannya akan datang tepat waktusesuai dengan rencana Allah bukan sesuai dengan harapan kita. Amin.