running text

HORAS!!! SELAMAT DATANG DI BLOG HKBP SUTOYO; Jln. Letjend Sutoyo, Jakarta Timur - Indonesia

Kamis, 16 Maret 2017

"SEMAKIN JELAS" Renungan Harian Pdt.Lucius T.B.Pasaribu, S.Th

SEMAKIN JELAS

1 Korintus 13:12, “Karena sekarang kita melihat dalam cermin suatu gambaran yang samar-samar, tetapi nanti kita akan melihat muka dengan muka. Sekarang aku hanya mengenal dengan tidak sempurna, tetapi nanti aku akan mengenal dengan sempurna, seperti aku sendiri dikenal.”

1. Kasih bukanlah sesuatu barang yang sekali jadi, langsung dan paten, tetapi itu adalah proses yang membutuhkan perawatan disiplin dan tujuan luhur. Ada orang berpikir sudah mengasihi walau sikap dan perbuatannya jauh dari kasih. Sebaliknya ada orang yang nampaknya marah-marah, cuek, cari perhatian, rupanya karena dia mencintai. Sungguh kasih itu rumit untuk dipahami, yang jelas kasih-lah yang menjadi dasar setiap kebajikan, pengorbanan, perbuatan baik dan tindakan-tindakan orang percaya. Semua itu jika tanpa kasih dianggap sia-sia. Begitu misteriusnya kasih, pengharapan kita atas sorga pun harus mengalami proses, semakin bertumbuh, semakin jelas, semakin pasti hingga iman percaya kita tak tergoyahkan. Sorga hanya milik orang-orang yang setia sampai akhir.

2. Apakah di hati kita masih ada kasih? Berapa derajat kah suhunya? Berapa kilo bobotnya? Apakah kasih itu sudah tahan uji? Adakah pengorbanan dan sukacita dalam implementasi kasih itu? Apakah kita semua dalam arak-arakan ke sorga? Masih adakah program lain sebelum menuju kesana? Sudah pastikah sorga yang Anda tuju? Sudah siapkah Anda ke sorga kapanpun, hari ini, besok dan esok? Semua itu harus kita mantapkan hari ini.

3. Yesus sudah mengasihi kita dengan kasih yang sempurna, kasih yang tidak perlu didistorsi oleh apapun. Kasih yang tidak perlu di formulasikan dengan pola pikir dunia, tetapi kasih itu menyelamatkan, kasih itu membebaskan kita dan menuntun kita ke sorga. Mari, terimalah itu dan hiduplah dalam kasihNya. Amin.

Selamat pagi Amang-Inang, dan selamat berkarya bersama Tuhan Yesus.                      
[06:47, 3/16/2017] Pdt. Lucius TB. P: MENGENAL WAJAH DI CERMIN
(Dari Samar-sama kepada Kepastian)

1 Korintus 13:12,  "Karena sekarang kita melihat dalam cermin suatu gambaran yang samar-samar, tetapi nanti kita akan melihat muka dengan muka. Sekarang aku hanya mengenal dengan tidak sempurna, tetapi nanti aku akan mengenal dengan sempurna, seperti aku sendiri dikenal".

Semua kita sudah pernah mengamati wajah kita di cermin, bukan? Setiap kali di depan cermin mungkin kita senyum atau sedikit bergaya, mungkin ada yang memuji wajahnya atau mungkin ada juga wajahnya jelek, tapi kita diingatkan akan keberadaan  kita. Namun setelah beranjak dari cermin coba kita ingat kembali akan wajah di cermin pasti tidak sepenuhnya kita ingat. Pasti meraba-raba akan bagaimana wajah kita yang sesungguhnya. Sekarang orang sudah lebih mudah mengabadikan wajahnya dengan selfie atau photo bareng dan mempostingnya di FB atau aplikasi apapun yg dipakai instagram, path, dll. Namun setiap kali kita meninggalkan akun tersebut pasti ingatan kita tidak sempurna akan wajah kita. Sehebat apapun ingatan kita dalam cermin masih banyak yang terlupakan dan samar tetapi yang pasti wajah itu ada dan milik kita. Apakah hubungannya mengenal wajah dicermin dengan iman?

Paulus memakai istilah mengenal wajah dalam cermin sebagai contoh dalam beriman. Kita hidup di dunia ini di dalam iman; kasih Allah yang telah nyata dalam hidup ini kita syukuri dan kehidupan kekal adalah warisan yang sangat berharga. Namun bagaimana itu dapat kita rasakan? Selama di dunia ini pengenalan kita masih samar tetapi pasti, kepastian ini akan jelas ketika kita berhadapan muka dengan muka dalam kehidupan kekal. Pengetahuan kita terbatas, ingatan dan ratio kita pun memiliki limit kemampuan untuk menjelaskan kasih Allah dalam hidup ini. Ibarat anak yang bertumbuh, dari minum susu, kemudian semakin bertumbuh menjadi makan bubur dan akhirnya semakin dewasa memakan nasi keras. Pada akhirnya semuanya akan jelas dan nyata.

Apa yang digambarkan oleh Paulus dalam renungan ini adalah pengenalan kita tentang iman dan kasih Allah terbatas, ada banyak pertanyaan, ada mungkin juga terkadang keraguan sehingga masih banyak yang belum jelas, baik tentang hidup kini dan esok itu merupakan hal yang bisa saja terjadi, namun tetaplah bertumbuh sampai tiba waktunya semua ini jelas ketika kita berhadapan muka dengan muka bersama Bapa di Sorga.

Paulus menjelaskan ada tiga hal yang pasti yang menuntun kita dalam hidup ini dan ketiga hal ini tidak boleh lepas dari hidup orang percaya, yaitu iman, kasih dan pengharapan.

Dalam hidup ini kita masih bergumul dan berjuang, terkadang ada keraguan, kasih Allah seolah samar-samar dalam hidup ini. Jangan berputus asa, tetaplah setia dan bertahan dalam setiap cobaan. Tiga hal utama kekuatan kita menuju kepastian yaitu iman, kasih dan pengharapan harus tetap kita pelihara dalam hidup ini sampai tiba waktunya memasuki kepastian. Maranatha!

Selamat pagi dan selamat beraktivitas...