running text

HORAS!!! SELAMAT DATANG DI BLOG HKBP SUTOYO; Jln. Letjend Sutoyo, Jakarta Timur - Indonesia

Kamis, 30 Maret 2017

"HANYA SATU YANG BAIK" Renungan Harian Pdt.Lucius T.B.Pasaribu, S.Th

HANYA SATU YANG BAIK

Matius 19:17, "Jawab Yesus: "Apakah sebabnya engkau bertanya kepada-Ku tentang apa yang baik? Hanya Satu yang baik. Tetapi jikalau engkau ingin masuk ke dalam hidup, turutilah segala perintah Allah."

Jawaban Yesus ini merupakan respon terhadap pertanyaan seorang kaya muda yang bertanya kepada Yesus: perbuatan baik apakah yang mesti dia lakukan agar memperoleh hidup yang kekal? Orang bisa kita kenal dari pertanyaannya. Demikian pemuda ini datang bertanya bukan untuk sungguh-sungguh mencari jalan kehidupan, namun mungkin mencoba menguji atau hendak menonjolkan diri karena merasa telah berhasil melakukan kebaikan dalam hidupnya, dan hidupnya pun berkelimpahan dengan  harta dan kekayaan.

Mencari kebaikan? Yesus menjawab hanya satu kebaikan, yaitu lakukan perintah Allah. Di dalam perintah Allah kita mengetahui apa yang baik dan apa yang jahat. Di dalam perintah Allah ada tuntunan apa yang dilarang dan apa yang dianjurkan untuk kita lakukan. Di dalam perintah Allah kita mengenal kehendakNya dan yang mendatangkan kebaikan bagi diri sendiri dan sesama. Tidak ada kebaikan lain di luar perintah Allah yang dianjurkan oleh Yesus di dalam ajarannNya. Pemuda itu pun lanjut bertanya, perintah yang mana? Yesus menjawab: jangan membunuh, jangan berzinah, dll sebagaimana tertulis dalam dekalog (10 Hukum Taurat) dan yang lazim dihapalkan anak Sekolah Minggu. Entengnya dia menjawab: oh, itu semua telah kulakukan. Jawab Yesus: pergilah juallah hartamu dan bagikan kepada orang miskin. Dan datanglah ke mari dan ikutlah aku. Apa yang terjadi kemudian? Pemuda yang kaya itu pun sedih karena hartanya banyak. Orang kaya sukar masuk sorga, bahkan lebih muda seekor onta masuk ke lobang jarum dari pada orang kaya masuk sorga: karena kebaikan baginya adalah telah berhasil melakukan kebaikan dan melakukan perintah Allah.

Kembali kepada kebaikan: kebaikan yang kita lakukan semestinya kita pahami bukanlah sebagai usaha untuk berkenan kepada Allah atau memperoleh keselamatan. Keselamatan itu adalah anugerah Allah di dalam diri Yesus Kristus yang kita terima melalui iman. Tak seorang pun mampu berkenan di hadapan Allah karena perbuatan baiknya. Kebaikan yang kita lakukan semestinya adalah buah dari iman, keharusan dan sebagai respon manusia yang telah menerima anugerah. Sesungguhnya manusia telah memiliki perintah Allah untuk membedakan mana yang baik dan mana yang jahat, dalam suasana abu-abu pun manusia dapat menimbang mana yang baik dan jahat karena di dalam diri kita ada hati nurani (sunaidesys). Maka sekalipun manusia tidak hapal perintah Allah atau tidak pernah membaca Hukum Taurat, sesungguhnya hati nurani kita telah menjadi Hukum Taurat untuk mengenal kebaikan itu sendiri.

Lakukanlah yang baik bukan untuk dinilai baik tetapi karena kebaikan itu sendiri. Kita telah mengenal kebaikan di hati kita namun apakah kita telah melakukannya dengan sungguh. Tugas agama sesungguhnya demikian mendorong dan memotivasi setiap orang untuk melakukan  kebaikan karena kwalitas hidupnya yang baik. Bukan untuk dinilai baik apalagi merasa diri sudah baik dan menganggap diri telah melakukan semua perintah agama. Ini adalah kesombongan rohani dan sungguh gersang dan kosong. Manusia semestinya kebih takut dan taat kepada Allah sumber kebaikan dan satu-satunya kebaikan. Amin.