BERMAZMUR DAN BERSORAK
Efesus 5:19, “Dan berkata-katalah seorang kepada yang lain dalam mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian rohani. Bernyanyi dan bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap hati.”
Hidup dalam kekristenan adalah hidup yang diubahkan dari kegelapan kepada terang, dari penyembahan berhala kepada menyembah Allah, dari percabulan kepada yang terhormat. Pokoknya, orang yang hidup dalam Kristus dipastikan mengalami perubahan menjadi lebih teratur, terhormat, bersukacita dan terpuji. Kita menjadi penurut-penurut Allah, anak kekasih Allah. Selain itu, perkataan kita pun dijamin sopan, penuh rasa syukur, jauh dari perkataan kotor, yang kosong atau yang sembrono. Perbedaan itu sekaligus membatasi pergaulan kita
Mengapa pergaulan harus kita batasi? Sebab dengan bebas bergaul dengan dunia ini, akan membuat kita ambil bagian dalam kesesatan mereka. Padalah segala sesuatu yang sudah ditelanjangi oleh terang akan menjadi nampak, sebab semua yang nampak adalah terang. Maka apabila kita sudah sempat larut dan terbenam dalam lumpur dosa, kita harus bangun dan bangkit dari antara orang mati itu, maka Kristus akan bercahaya atas kita. Dalam kebangkitan itulah kita mengusahakan pengertian akan kehendak Tuhan, pengendalian diri, sopan dan penuh dengn Roh. Lebih dari itu kita akan berkata-kata seorang kepada yang lain dalam mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian rohani. Dengan sungguh kita bernyanyi dan bersorak bagi Tuhan dengan segenap hati.
Memaknai “hidup kristen” acap kita pahami secara sempit, simbolik dan terjebak dalam seremoni.
Kita diharapkan hidup dengan benar, memuji dan bermazmur. Baik pikiran, nyanyian, perkatan dan semua keluhan kita, harus mencerminkan hidup sebagai kekasih Tuhan. Marilah kita hidup secara biasa-biasa saja, dengan mengutamakan Kristus dalam setiap langkah. Dengan maksimal harus kita hindari hidup yang munafik – muka orang baik, tapi pikiran kotor, Hidup dengan seadanya dan berterimakasih, akan membuat kita penuh sukacita dan syukur pada Tuhan. Amin.