running text

HORAS!!! SELAMAT DATANG DI BLOG HKBP SUTOYO; Jln. Letjend Sutoyo, Jakarta Timur - Indonesia

Kamis, 02 Maret 2017

"WAJAH ALLAH" Renungan Harian Pdt.Lucius T.B.Pasaribu, S.Th

WAJAH ALLAH

Keluaran 33:20, “Lagi firman-Nya: "Engkau tidak tahan memandang wajah-Ku, sebab tidak ada orang yang memandang Aku dapat hidup.”

WAJAH ALLAH adalah wibawa Allah, yang memancarkan kemuliaan dan keagungan yang tidak dapat disetarakan dengan apa pun. Pada wajah itu ada keagungan dan ke-maha-mutabir-an (Batak: hasongkalon) yang tidak dapat disentuh oleh manusia. Tapi para teolog berpendapat: Musa dapat berhadap-hadapan muka dengan Allah. Padahal sesudah nas itu Tuhan berfirman: "Ada suatu tempat dekat-Ku, di mana engkau dapat berdiri di atas gunung batu; apabila kemuliaan-Ku lewat, maka Aku akan menempatkan engkau dalam lekuk gunung itu dan Aku akan menudungi engkau dengan tangan-Ku, sampai Aku berjalan lewat. Kemudian Aku akan menarik tangan-Ku dan engkau akan melihat belakang-Ku..."(Kel. 33:21-23). Satu toleransi Allah bagi Musa.

Di sini ada perlakuan khusus bagi Musa, Allah mau menampakkan punggung-Nya. Dan itu tetap menegaskan “Tuhan tidak pernah dilihat manusia dan manusia memang tidak dapat melihat-Nya” (1 Tim. 6:16). Tapi di tiga nas ini pernyataan itu kurang pas. Kel. 33:11 “Tuhan berbicara kepada Musa dengan berhadapan muka seperti seorang berbicara kepada temannya”. Kel. 24:10 “Lalu mereka (Musa, Harun, dan 70 orang lainnya) melihat Allah.” Kej. 32:30 “Yakub menamai tempat itu Pniel, sebab katanya: ”Aku telah melihat Allah berhadapan muka,..” Di sana ada kedekatan hubungan dan pengalaman spiritual Musa dengan Allah.

Dalam ungkapan khas Ibrani dikenal istilah "Panim El-Panim" yang artinya “wajah kepada wajah” menjelaskan hubungan tatap muka antara seseorang kepada temannya. Di sana ada keakraban, persekutuan yang luar biasa sehingga tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi. Itulah pengalaman Yakub di Pniel, saat seseorang malaikat bergumul dengan dia. Jadi malaikat itulah yang menjadi wajah Allah bagi dia di sana.

Dalam diri Yesus Kristus kita melihat wajah Allah. “Barangsiapa menyam-but kamu, ia menyambut Aku, dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia yang mengutus Aku.” (Mat. 10:40). Menyambut adalah menerima, bertemu muka dan bergaul yang memberikan hidup kekal. “Inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal,.” (Yoh. 6:40) Inilah makna baru memandang wajah Allah, yakni Yesus Kristus, yang sudah merobek tirai Bait Suci, agar kita dapat langsung bergaul dengan Allah, dan beroleh hidup kekal. Mari, pandanglah wajah Yesus. Amin.