running text

HORAS!!! SELAMAT DATANG DI BLOG HKBP SUTOYO; Jln. Letjend Sutoyo, Jakarta Timur - Indonesia

Rabu, 01 Agustus 2018

Renungan Harian


Renungan Harian, Rabu 01 Agustus 2018

"Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam."
(Maz.1:1-2)

Hidup bahagia adalah dambaan setiap orang. bahagia itu ibarat candu yang terus menerus kita cari dan ingin kita rasakan terus menerus.
Di saat kita bahagia segalanya terasa indah dan hati pun terasa tentram, damai dan menyenangkan.
Namun hidup bahagia bukan berarti tanpa masalah, pencobaan, penderitaan dan pergumulan di setiap gerak kehidupan kita. Memang secara umum manusia menganggap bahwa bahagia itu tidak ada masalah, tanpa penderitaan, bebas dari cobaan dan selalu dalam kelimpahan. Dan ada orang memahami kebahagiaan sebagai moment/saat berhasil meraih dan menerima sesuatu.
Ada juga yang memahami kebahagiaan adalah saat kita bisa berbagi dan bermakna atau menjadi berkat bagi orang lain. Dan bagi kita suku Batak (Sebelum kekristenan) orang yang berbahagia adalah orang yang mempunyai keturunan (hagabeon), Kaya (hamoraon) dan terhormat (hasangapon).



Bapak, Ibu, Saudara/i kekasih Yesus
Berbeda dengan Pemazmur pada nas ini tentang kebahagiaan. Pemazmur menegaskan bahwa kebahagiaan harus di dalam Tuhan. Kebahagiaan itu kita terima bila :
- Tidak berjalan menurut orang fasik, yaitu tidak seiring dan tidak mau kompromi dengan rencana orang-orang jahat.
- Tidak berdiri di jalan orang berdosa, yaitu : tidak sepakat dengan mereka yang hidupnya menyeleweng dari kehendak Allah.
- Tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, yaitu : menjauhkan persekutuan dengan orang-orang yang menjadi musuh Allah.
Hal ini mengingatkan bila kita salah bergaul dengan orang-orang yang tidak memiliki karakter yang baik maka karakter kita yang awalnya baik dapat menjadi rusak. Maka untuk berbahagia tidak terpengaruh dengan orang fasik, orang berdosa, tawaran roh-roh zaman maupun penyakit sosial masyarakat yang berkembang sekarang (narkoba, pergaulan bebas dlsb).
Tetapi hiduplah sesuai kehendak Tuhan Allah yaitu :
- kesukaannya Taurat Tuhan, yaitu : merenungkannya siang dan malam. Nas ini paralel dengan Ulangan 6:7 : haruslah engkau mengajarnya berulang-ulang kepada anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, sedang dalam perjalanan, berbaring ataupun bangun...
Itu berarti Firman Tuhanlah yang dibutuhkan menjadi penuntun  hidup. Dengan kata lain, tidak bisa hidup tanpa Firman Tuhan. Hari-hari hidup ini adalah membaca, mendengar, merenungkan, mempercayai dan melakukan hingga Firman Tuhanlah yang membentuk pikiran, sikap dan setiap tindakan.

Bapak,Ibu, Saudara/ i terkasih maka nas inilah yang menyemangati hidup kita mencapai kebahagiaan itu agar bahagianya dapat, sekalian pelaku FirmanNya. Berbahagialah setiap orang yang mendengar dan yang melakukan FirmanNya. Amin.

Dari Teluk Dalam Nias Selatan, Selamat Pagi dan Selamat beraktifitas. Tuhan berkati. SLS