running text

HORAS!!! SELAMAT DATANG DI BLOG HKBP SUTOYO; Jln. Letjend Sutoyo, Jakarta Timur - Indonesia

Sabtu, 18 Agustus 2018

Renungan Harian


Renungan Harian Jemaat HKBP Sutoyo

Sabtu 18 Agustus 2018

Garam memang baik, tetapi  jika garam menjadi hambar dengan apakah kamu mengasinkannya? Hendaklah kamu selalu mempunyai dalam dirimu dan selalu hidup berdamai yang seorang dengan yang lain ( Markus 9:50 )

Jemaat yang dikasihi Yesus Kristus

 Kita telah memperingati Hari Kemerdekaan Bangsa Kita Indonesia, rasa haru pasti akan menerpa setiap putra Indonesia saat menyambut dan merayakan HUT Prokalamasi Republik Indonesia tercinta ini. Ir.Soekarno atau Bung Karnoa memainkan peranan penting untuk memerdekakan bangsa Indonesia dari penjajahan Belanda. Ia adalah penggali Pancasila. Ia adalah Proklamator Kemerdekaan Indonesia (bersama dengan Mohammad Hatta) yang terjadi pada tanggal 17 Agustus 1945. Satu Hal yang menarik dari Bung Karno ini ia dijuluki “singa podium. Suaranya yang meraung,menggelegar, mengguntur di atas mimbar. Gayanya gagah dan perkasa bagaikan singa. Bapak/ Ibu saudara, tahukag Anda, apa julukan Anda? Julukan semua orang percaya? Julukan ini bukan saya yang memberikannya, tetapi Yesus sendiri. Menurut Yesus pengikut-pengikutNya adalah “ garam” dan “ terang”. Pertanyaannya, apakah yang ditonjolkan oleh Yesus dengan julukan itu. Bila kita membaca Alkitab dengan teliti, maka yang hendak ditonjolkan oleh Yesus mengenai “garam” itu adalah: Kegunaannya, manfaatnya, faedahnya bagi orang lain. Oleh karena itu, yang diprihatinkan oleh Yesus mengenai orang Kristiani, mengenai kita semua, adalah bila kita tidak berguna dan tidak berfaedah lagi bagi orang lain. Tidak mampu menjadi berkat dan pembawa damai.

Jemaat Yang dikasihi Yesus Kristus
Orang  Kristen yang tidak mampu menjadi berkat bagi orang lain, dimisalkan oleh Yesus  sebagai garam yang tidak asin (hambar). Garam yang tidak asin itu tidak berguna. Ia akan dibuang dan di injak-injak orang. Jadi yang penting bagi Yesus bukanlah apakah kita ini orang Kristiani, tetapi apakah kita ini orang Kristiani yang berguna, yang bermanfaat yang membawa berkat.



Oleh karena hidup kita telah menjadi “garam” maka biarlah hidup kita itu berdampak baik bagi setiap orang di sekitar kita, menjadi penghibur bagi orang yang berduk, menjadi motivator, sumber inspirasi terutama bagi mereka yang lemah, orang miskindan setiap orang yang membutuhkan pertolongan. Kiranya hidup kita berguna bagi Allah dengan menjadi berkat bagi orang lain. Amin. Pdt. HP. Simbolon.