running text

HORAS!!! SELAMAT DATANG DI BLOG HKBP SUTOYO; Jln. Letjend Sutoyo, Jakarta Timur - Indonesia

Minggu, 12 Agustus 2018

Renungan Harian - “KASIH SEBAGAI PENGIKAT YANG MEMPERSATUKAN”


Renungan Harian HKBP Sutoyo

Minggu, 12 Agustus 2018

“KASIH SEBAGAI PENGIKAT YANG MEMPERSATUKAN”
 Kolose 3 : 12 - 14

Selamat pagi dan selamat hari Minggu, selamat bertemu kembali dalam renungan harian HKBP Sutoyo. Mari kita mempersiapkan diri untuk datang ke rumah Tuhan melalui ibadah Minggu hari ini, agar kita merasakan damai dan sukacita dari Allah.

Bapk/ibu/Sdr/I akan diberkati melalui Firman Tuhan hari ini.

Hari ini kita mau membahas tentang “Kasih sebagai pengikat yang mempersatukan” Saudara yang kekasih, di gereja kita HKBP Sutoyo dalam acara Martumpol (perjanjian nikah} selalu ada kedua calon pengantin saling bertukaran cincin sambil mengucapak : “anu..aku sematkan cincin ini ke jari manis mu sebagai pengikat dan lambang cinta kasihku kepadamu” Apa artinya ?  Kedua calon pengantin sudah berjanji dan mengikat diri dalam cinta dan kasih untuk membangun suatu rumah tangga dikemudian hari.
Ada banyak definisi kasih yang disampaikan oleh orang-orang bijak dan pintar. Salah satunya disampaikan Carl Menninger, katanya bahwa “Cinta menyembuhkan orang, baik mereka yang memberi ataupun yang menerimanya.” Secara logika, pengertian ini mungkin bisa kita terima. Tapi pernah nggak kamu bertanya, kalau menurut pandangan Tuhan sendiri apa sih arti cinta atau kasih itu? Dalam Yoh 3 : 16 “..karena begitu besar kasih Allah pada dunia ini maka Dia memberi AnakNya…..agar tidak binasa melainkan memperoleh hidup yang kekal. Allah mengasihi kita dengan cara mengorbankan darah Kristus, darah Kristuslah yang menjadi bukti kasih Tuhan pada  kita. Kasih merupakan komitmen bagi kehidupan seorang pengikut Kristus. 1 Yohanes 4: 16b bahwa, “Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia.” Dan inilah perintah itu, yaitu bahwa kamu harus hidup di dalam kasih, sebagaimana telah kamu dengar dari mulanya.” (2 Yohanes 1: 6b).



Jemaat yang diberkati Tuhan.

Ungkapan kasih itu mempersatukan dan menyempurnakan, mengandung arti bahwa kasih itu mempunyai kekuatan yang luar biasa, yaitu kekuatan yang memampukan kita untuk membuang segala sifat buruk kita dan memampukan kita untuk mewujudkan kesatuan dan persekutuan yang indah dalam keluarga. Bukan berarti kalau ada kasih maka tiada perbedaan, perbedaan tetap ada tetapi kasih membuat masing-masing anggota keluarga dapat menerima perbedaan itu. Adanya kasih bukan berarti tidak ada pertengkaran, pertengkaran tetap saja bisa terjadi di antara sesama anggota keluarga, tetapi kasih membawa setiap anggota keluarga untuk dapat saling memafkan sehingga terwujud perdamaian. Kasih yang demikian, harus dikomunikasikan dan diekspresikan. Kata “kenakanlah” yang dipakai di sini, berkenaan dengan pakaian (jubah). Jadi ini berarti kasih itu harus dipakai dan dipraktekkan. Kasih itu bukan sekedar teori melainkan harus dikomunikasikan dan diekspresikan. Bukan dengan sekedar kata-kata yang indah tetapi juga dalam sikap hidup. Sedikitnya ada 3 sikap “saling” sebagai ekspresi kasih, yaitu: saling memperhatikan, saling menerima dan saling memaafkan. Kalau saat ini, kita merasa bahwa kasih sudah mulai luntur bahkan sirna dalam keluarga kita. Mari kita memohon agar Tuhan mencurahkan kasih dalam keluarga kita. Dan kenakanlah kasih itu, sebab kasih itu mempersatukan dan menyempurnakan. Amin (Pdt.BN)

Doa :
Tuhan ajarlah kami untuk mengasihi orang lain, berikan kami kemampuan untuk menerima kekurangan dan kelebihan orang lain. Bila kami telah mengasihi orang lain maka muzijat  Tuhan akan nyata dalam kehidupan kami.