running text

HORAS!!! SELAMAT DATANG DI BLOG HKBP SUTOYO; Jln. Letjend Sutoyo, Jakarta Timur - Indonesia

Jumat, 28 September 2018

Renungan harian - “Carilah Tuhan” Zefanya 2 : 3


RENUNGAN HARIAN HKBP SUTOYO

Jumat, 28 September 2018

“Carilah Tuhan” Zefanya 2 : 3

Carilah Tuhan, hai semua orang  yang rendah hati di negeri, yang melakukan hukum-Nya; carilah keadilan, carilah kerendahan hati; mungkin kamu akan terlindung pada hari kemurkaan Tuhan.

Lului hamu ma Jahowa, sude hamu, ale angka na unduk roha di tano on, hamu angka na mangaradoti uhumNa; lului hamu ma hatigoran, haserepon, anggiat tung diondingi hamu di ari pangarimasan ni Jahowa.

Judul “Carilah Tuhan” memberikan penekanan bagi kita, agar dalam hal mencari dalam hidup ini tidak terfokus semata pada yang sementara. Karena, penilaian atas orang Kristen tidak hanya berdasar pada penilaian dan pengakuan manusia tetapi di hadapan Allah. Dalam dunia mungkin dituntut menjadi orang yang baik, dermawan atau sukses tetapi yang lebih penting adalah memiliki iman dan bagaimana caranya untuk mengasihi Allah. Karena itu kita harus senantiasa terus bertumbuh dan membangun hubungan dengan-Nya merasa puas dan sudah cukup.



Memang prinsipnya bukan manusia yang mencari Tuhan tetapi Tuhan yang mencari manusia. Itu dapat kita lihat dalam Lukas 19:10 Yesus sendiri berkata bahwa Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang. Mengapa harus Tuhan yang mencari manusia? Karena sejak jatuh ke dalam dosa, manusia tidak mau mencari Tuhan. Manusia justru bersembunyi dari Tuhan. Dosa membuat manusia terbuai dan mengerjakan kehidupan dalam dosa. Namun Zefanya mengatakan Carilah Tuhan! Dalam teks ini ditujukan kepada umat Tuhan, yaitu bangsa Yehuda. Mereka sudah berbuat jahat dan menyimpang  dari jalan Tuhan. Padahal mereka sebagai umat pilihan Tuhan.
Kita perlu merenungkan dan pergumulkan. Sebagai orang percaya mencari kerajaan Allah adalah hal yang utama dan terutama, baik dalam pekerjaan, keluarga dan aktivitas setiap hari. Kitab Zefanya ini ditujukan kepada mereka agar mencari Tuhan karena di masa sebelumnya mereka telah jauh dari Tuhan. Mereka disebut acuh tak acuh, kelakuan mereka memalukan bahkan dibanding bangsa-bangsa sekitar mereka. Mereka tidak merindukan Allah dan asik dengan dosanya. Ini menjadi peringatan juga bagi kita sebagai orang percaya, tidak berhenti sebatas percaya saja dan merasa puas karena dosa dapat bisa saja menguasai dan memperhamba kita. “Carilah Tuhan hai orang yang rendah hati”. Puncak kekeliruan manusia adalah kekosongan batin yang disebabkan pengejaran kenikmatan duniawi. Agama dan ibadah tidak semata-mata dapat memberikan jawaban bagi kita. Tetapi hanya pengenalan akan Tuhan yang mampu membuat kita mencapai tujuan. Inilah yang harus kita cari saat ini juga. Hanya Tuhan sajalah yang memberikan kita kepuasan batin dalam segala kekhawatiran hidup. Dalam kotbah di bukit Yesus berkata: “Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya maka semua itu akan ditambahkan kepadamu” (Mat. 6 : 33). Dalam kehidupan sehari-hari, marilah kita menjadikan Tuhan sebagai pencarian utama. Dengan demikian hati kita akan diubahkan sehingga kita dapat menemukan kepuasan di dalam Dia dan hidup seturut kehendak-Nya. Marilah kita terus mencari Tuhan dan kebenaran-Nya dalam hidup. Amin. MMS