running text

HORAS!!! SELAMAT DATANG DI BLOG HKBP SUTOYO; Jln. Letjend Sutoyo, Jakarta Timur - Indonesia

Kamis, 08 November 2018

Renungan Harian - “Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku. Tetapi kamu juga harus bersaksi, karena kamu dari semula bersama-sama dengan Aku."


RENUNGAN HARIAN HKBP SUTOYO

Kamis, 08 November 2018

Yohannes 15:26-27
“Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku. Tetapi kamu juga harus bersaksi, karena kamu dari semula bersama-sama dengan Aku."

“Asa ro ma Pangondian i sisuruonku sian Ama i tu hamu, i ma Tondi hasintongan i, na borhat sian Damang; I do na mangkatindangkon taringot tu Ahu.  Alai dohot ma hamu mangkatindangkon, ai donganku do hamu sian mulana i”.

Syalom, selamat pagi bagi bapak/ibu, dan saudara-saudari yang terkasih di dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus.  Bersaksi atau Marturia merupakan salah satu istilah dari Tri tugas panggilan yang ditetapkan oleh Gereja HKBP. Kata "Marturia" sangat dekat dengan kata "Martir" dalam bahasa Arab: "syaid” yaitu orang-orang yang mati karena memberitakan Injil. Dalam sejarah Gereja HKBP, kita mengenal  penginjil yang telah mati martir seperti: Pdt. Samuel Munson dan Pdt. Henry Lyman dan komitmen penginjil IL. Nommensen dalam doanya dikatakan “Tuhan, hidup atau mati biarlah aku tetap tinggal di tengah-tengah bangsa batak untuk menyebarkan firman kerajaan-Mu. Amin”. Sebagai penginjil atau bersaksi tentang Yesus, memang tidaklah mudah, akan menghadapi banyak tantangan dan pergumulan. Namun dalam Injil Matius 5:10-12 disebutkan bahwa sekalipun para saksi Kristus, orang-orang Kristen yang bermarturia mengalami kesulitan, hal itu menjadi suatu kebahagiaan, sukacita. Sebab upah mereka akan besar di sorga.



Dalam nats kita pagi hari ini, Injil Yohanes memperkenalkan dua bentuk kesaksian: pertama kesaksian Ilahi (kesaksian Roh Kudus). Maksudnya di sini adalah respon, reaksi kita pada saat mendengarkan tentang firman Tuhan itulah yang disebutkan sebagai kesaksian Roh Kudus. Seorang pengkhotbah mengkhotbahkan tentang Yesus, tentang pekerjaanNya, mujizat-mujizat yang dilakukannya, hati dan pikiran kita langsung berkata bahwa yang diceritakan itu adalah Anak Allah, maka  reaksi hati dan pikiran kita adalah pekerjaan (kesaksian) Roh Kudus. Roh Kudus yang ada di dalam kitalah yang mendorong kita untuk memberi respon terhadap  Yesus Kristus. Kedua: kesaksian manusia. Kata Yesus kepada murid-muridNya. “Kamu” juga harus bersaksi. Kata harus di sini merupakan kewajiban, bukan hanya murid-murid Yesus, akan tetapi bagi siapa yang membaca, mendengar ayat ini dan yang percaya kepada Yesus Kristus.  Bagi saya, termasuk bapak/ibu dan saudara-saudara warga jemaat HKBP Sutoyo. 
Seseorang yang bersaksi (bermarturia) adalah ketika dia berkata seperti ini: “Ini adalah benar dan aku mengetahuinya”. Tidak ada kesaksian tanpa pengalaman pribadi. Seperti yang dilakukan oleh Laura Lazarus seorang pramugari korban jatuhnya pesawat pada tahun 2004 yang selamat, mengalami operasi berkali-kali. Dia bersaksi kepada banyak orang karena pengalamannya tentang Tuhan, dimana Tuhan menyelamatkan nyawanya dari maut. Kesaksian Kristen juga boleh datang dari keyakinan batin. Tidak ada kesaksian Kristen yang efektif tanpa keyakinan batin yang akrab dengan Kristus. Kesaksian Kristen juga bertujuan supaya orang lain mengetahui tentang kabar sukacita. Seorang saksi Kristus adalah orang yang tidak hanya mengenal Kristus, namun bertanggungjawab, berkeinginan supaya orang lain mengenal Tuhan.
Untuk itu bapak/ibu saudara-saudara yang terkasih marilah kita lakukan tugas panggilan kita untuk menjadi saksi Kristus di keluarga, di lingkungan bahkan di dunia ini. Selamat Bersaksi. Tuhan Yesus memberkati. Amin. Bvr. Gomgom Ronauli Hutahaean.