running text

HORAS!!! SELAMAT DATANG DI BLOG HKBP SUTOYO; Jln. Letjend Sutoyo, Jakarta Timur - Indonesia

Kamis, 15 November 2018

Renungan Harian - “Sebab aku yakin, bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita”.


Renungan di HKBP Sutoyo

Kamis, tgl. 15 Nopember 2018

Selamat Pagi Amang dan Inang juga seluruh jemaat yang dikasihi Tuhan.

Salam jumpa pada renungan pagi HKBP Sutoyo.
Firman Tuhan untuk kita pagi ini, sesuai dengan Almanak HKBP dikutip dari surat Rasul Paulus ke Jemaat Roma 8:18, tertulis: “Sebab aku yakin, bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita”.

Amang, Inang dan saudara-saudara yang baik…
Setiap orang pasti mempunyai pengharapan tersendiri di dalam hidupnya. Pengharapan itu biasanya berupa suatu keadaan hidup yang lebih baik dari saat ini. Jika kita sebagai orang tua, pasti berharap agar kelak anak-anak kita bisa menjadi orang yang berguna. Dan kita tentunya akan berani untuk membayar mahal menyekolahkan anak-anak kita di sekolah yang ter-favorit baik di Indonesia maupun di luar negeri. Untuk menunjang hal tersebut sebagai oangtua kita memberikannya banyak kegiatan les seperti: bahasa Inggris, Piano, bahasa Mandarin dan les-les lainnya sampai kadang-kadang anak itu tidak ada waktu untuk bermain. Tujuannya agar mereka lebih baik dari hari ini, paling sedikit lebih baik dari kedua orang tuanya. Dan jika hari ini kita sebagai orang muda, maka pengharapan kita lain lagi, kita mungkin berharap menjadi orang yang kaya-raya, berduit dan bahagia. Kuliah dengan baik, kemudian mencari pekerjaan yang terbaik, cari pasangan hidup – suami/isteri yang cakap, menarik, pintar, lalu memiliki anak-anak dan sebagainya – dan sebagainya.



Namun dalam perjalanan hidup manusia tidak selalu berjalan mulus, kadang kala kita mengalami kegagalan. Bisnis gagal, teman-teman menjauh. Anak yang sudah menghabisi hampir separuh harta kekayaan ternyata tidak berguna. Mereka tidak menghormati orang tua bahkan gagal dalam menempuh sekolahnya. Tidak jarang kita mendengar anak-anak yang dikirim ke luar negeri untuk sekolah, justru mereka menghambur-hamburkan uang orang tuanya, terlibat narkotika dan seks bebas. Cita-cita tidak pernah tercapai, kebutuhan semakin meningkat, ditambah lagi pekerjaan yang kita cari tak kunjung dapat. Kita mulai frustrasi, stress. Mengapa? Sebab orientasi manusia adalah sesuatu yang berhasil itu barulah disebut sukses. Dan apabila tidak berhasil maka dianggap sebagai suatu kegagalan atau bahkan sial. Nah ketika kita gagal atau merasa sial, maka muncul rasa kecewa dan putus asa bercampur-aduk dalam pikiran dan hidup kita. Di sini kita harus mengingat apa yang dikatakan rasul Paulus seperti nats hari ini, "Sebab aku yakin, bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat   dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita."

Saudara yang diberkati Tuhan…
Sepertinya Paulus mengajak kita untuk belajar dari penderitaan yang pernah kita alami. Lalu, apa yang kita harapkan di dalam penderitaan? Di dalam penderitaan, kita bukan berfokus pada penderitaan sesaat, tetapi berfokus kepada Kristus dan hidup oleh Roh, sehingga hidup kita dipenuhi dengan sukacita Kristus ketika menghadapi penderitaan. Karena itulah Paulus dengan berani menyatakan pengharapannya bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak bisa dibandingkan (bisa diterjemahkan: tidak layak dibandingkan) dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita. Pengharapan ini bukanlah pengharapan palsu seperti yang ditawarkan oleh dunia, tetapi pengharapan ini adalah pengharapan sejati yang menuntun hidup anak-anak Tuhan mengenal rencana Tuhan. Paulus sendiri sudah mengalami banyak pendeitaan dalam tugas pelayanannya dalam mengabarkan Injil. Itu sebabnya dengan penuh iman, ia mengatakan, “Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman. Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya” (2 Tim. 4:7-8). So, bagaimana dengan kita? Maukah hari ini kita berkomitmen untuk meneladani Paulus yang meskipun beliau selalu mengalami penderitaan tetapi tetap bekerja melayani Tuhan? Tetaplah semangat untuk yang baik. Tuhan memberkatimu. Amin. Pdt. Chris Harahap