running text

HORAS!!! SELAMAT DATANG DI BLOG HKBP SUTOYO; Jln. Letjend Sutoyo, Jakarta Timur - Indonesia

Jumat, 09 November 2018

Renungan Harian - “Karena siapa yang mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku dan karena Injil, ia akan menyelamatkannya”.


Renungan Jemaat HKBP Sutoyo

Jumat, 09  Nopember 2018

Nats : Markus 8:35
  “Karena siapa yang mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku dan karena Injil, ia akan menyelamatkannya”.

Syalom buat Amang, Inang dan Jemaat Tuhan yang diberkati...
Selamat pagi dan salam jumpa di Renungan Jemaat HKBP Sutoyo. Renungan buat kita pagi ini – sesuai dengan – yang tertulis di Almanak HKBP hari Jumat, tanggal 09 Nopember 2018 dikutip dari Injil Markus 8:35 yang isinya demikian: “Karena siapa yang mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku dan karena Injil, ia akan menyelamatkannya”. Firman Tuhan hari ini mengingatkan kita kembali akan motivasi serta komitmen kita tentang mengikut Yesus. Masih ingatkah cerita di balik nyanyian dari India yang berjudul I have decided to follow Jesus? – Mengikut Yesus keputusanku… Lagu yang indah dan sangat ‘enak’ didengar juga dinyanyikan. Akan tetapi ternyata nyanyian itu adalah nyanyian yang menyimpan cerita tentang perjuangan iman dan bukan saja perjuangan iman tetapi juga pencobaan kepada satu keluarga di India tepatnya di satu perkampungan yang bernama kampung Assam. Ceritanya mereka – satu keluarga – harus dibunuh karena menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat mereka. Resiko sebagai orang yang memutuskan untuk mengikut Yesus pada waktu itu. Hal ini sudah dikatakan Yesus pada ayat sebelum nats hari ini, “Setiap Orang yang mau mengikuti Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku” (ayat 34). Dan kemudian dilanjutkan dengan kalimat seperti yang disebutkan dalam nats hari ini.



Jemaat Tuhan yang baik…
Ada sisi lain yang tidak boleh kita abaikan dalam pertumbuhan iman kepada Tuhan, yaitu salib bagi orang percaya. Gereja tidak boleh lupa memberitakan tentang salib Kristus. Datang kepada Tuhan untuk meminta berkat dan kelimpahan tidaklah salah. Tetapi kalau selama bertahun-tahun menjadi Kristen hanya itu yang kita lakukan tanpa pernah mau mengerti bahwa terkadang Tuhan mengijinkan ujian dan penderitaan terjadi dalam kehidupan kita, sampai kapan pun kita tidak akan pernah menjadi seorang Kristen yang dewasa. Karena ujian dan penderitaan adalah bagian dari proses pembentukan Tuhan. Namun kita percaya bahwa dalam segala perkara Tuhan turut bekerja untuk mendatangkan kebaikan bagi kita (Roma 8:28). Jadi kita dalam kondisi diberkati atau belum diberkati, disembuhkan atau belum disembuhkan dan sebagainya, harus tetap bersungguh-sungguh di dalam mengiring Tuhan. Pemazmur pernah menyatakan, "Kemalangan orang benar banyak, tetapi Tuhan melepaskan dia dari semuanya itu" (Mazmur 34:20). Ini menunjukkan bahwa percaya kepada Tuhan Yesus bukan berarti bebas dari masalah. Persoalan tetap ada, tetapi berbeda ketika kita memiliki Tuhan Yesus karena Dia akan selalu menopang, menguatkan dan memberikan jalan keluar bagi kita.

Saudara yang dikasihi Tuhan…
Kehidupan sebagai Kristen tak dapat dipisahkan dari penyangkalan diri dan pikul salib. Apa maksudnya? Penyangkalan diri berarti harus menyalibkan segala keinginan daging kita, rela meninggalkan dosa dan berkomitmen untuk hidup seturut dengan kehendak Tuhan. Memikul salib berarti harus rela dibenci dan dimusuhi oleh dunia ini karena Iman kepada Yesus. Seperti yang dikatakan dalam nats buat kita hari ini, "Siapa yang mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku dan karena Injil, ia akan menyelamatkannya" – Markus 8:35. Jadi, mengikut Kristus benar-benar membutuhkan komitmen yang tinggi, tidak boleh setengah-setengah. Dan setiap orang yang mau mengikut Yesus harus siap menempuh perjalanan penderitaan. So, marilah kita mempersiapkan diri untuk menghadapinya. Yakinlah Tuhan menyertai kita. Amin. Pdt. Chris Harahap

Doa:
Ya Allahku, ajarlah aku untuk tetap setia kepadaMu. Dan berilah kepadaku kemampuan untuk lebih memahami perjalanan hidup ini adalah caraMu untuk mendewasakan imanku sehingga melaluinya aku layak disebut sebagai anakMu. Amin.