running text

HORAS!!! SELAMAT DATANG DI BLOG HKBP SUTOYO; Jln. Letjend Sutoyo, Jakarta Timur - Indonesia

Minggu, 18 November 2018

Renungan Harian - MENGALAHKAN KEJAHATAN DENGAN KEBAIKAN


RENUNGAN HARIAN JEMAAT HKBP SUTOYO

MINGGU, 18 Nopember 2018

MENGALAHKAN KEJAHATAN DENGAN KEBAIKAN

( Roma 12:9-21 )

Syaloom, Hari ini Gereja kita merayakan Pesta Gotilon sekaligus Parheheon Ama. Pesta Gotilon merupakan kesempatan yang baik bagi setiap warga jemaat untuk menyatakan syukur atas berkat yang diterima dari Tuhan. Mengajak jemaat senantiasa bersyukur dan bersukacita dan merespon atas segala berkat dan kasih karuniaNya yang kita terima dengan  membawa persembahan padaNya sebagai buah “ hasil kerja” (buah panen ) atas pemenuhan dan pemiliharaan hidup yang dianugerahkanNya. Tuhan juga memberikan kemampuan/talenta bagi manusia untuk memenuhi segala kehidupannya walaupun pada akhirnya Tuhan-lah yang menjadikanNya sesuai dengan Nyanyian BE.No.373 : 1 “Mangula hita jolma”
Mangula hita jolma, manabur boni i, alai anggo jadina di Debata do i
Dilehon las ni ari, nang nambur udan pe, tongtong di panumpakna marguru sasudeNasa uli basa ro sian Debata, ipe Ibana puji ma, huhut haposi da.



Pesta Gotilon awalnya dari tradisi Jahudi akan pesta Hari Raya pondok Daun atau Pesta hari pengumpulan hasil panen ( kel 23:16-17;Imamat 23:33-36;Ulangan 16:13-15 ). Persembahan (silua ) berupa hasil panen pertama (buah sulung )itu dibawa ke dalam pelataran Bait Allah sebagai tanda kehadiran Allah. Tradisi pesta Gotilon  yang dilaksanakan oleh Gereja HKBP adalah kesadaran akan berbagai pemberian yang baik dan anugerah yang sempurna semata-mata bersumber dari Tuhan. Adapun yang kita bawa kepada Tuhan sebagai persembahan (Silua) tidak lagi melulu hasil panen dari tanah  sebagai mana persembahan jaman dahulu yang hidup sebagai masyarakat agraris (pertanian). Di masa kini telah terjadi pergeseran demografi (tempat) dan wilayah pekerjaan, dari desa menjadi semi kota dan dari semi kota menjadi kota besar (modern). Mereka tidak lagi bersandar pada pertanian atau perkebunan melainkan bergeser pada dunia jasa dan industri. Itu sebabnya persembahan (Silua) tidak lagi berfokuskan hasil pertanian dan perkebunan tapi telah berubah dengan mempersembahkan benda/barang (parsel) atau uang, umumnya masyarakat di perkotaan.

Dalam perikop ini, Paulus menjelaskan bagaimana identitas orang Kristen yang seharusnya selalu dinyatakan dalam kehidupan sehari-hari. Paulus mengajak orang Kristen untuk menyatakan kasih yang merupakan identitas Kristen, melalui tindakan yaitu: 1. Membantu orang-orang Kudus dan memberikan tumpangan. Orang Kristen diajak untuk bermurah hati dan member pertolongan bagi semua orang termasuk sesama Kristen yang sedang mengalami kekurangan. 2. Memberkati bukan mengutuk
Orang Kristen tidak membalas penganiayaan yang mereka terima dengan mengutuk. Sebaliknya mereka harus memberkati seperti yang Tuhan sudah lakukan. 3. Turut berduka dan bersuka dengan sesama kita. Pergaulan Kristen harus terbuka dengan semua orang, termasuk non-Kristen.Hidup rukun dan ramah dengan tetangga. Orang Kristen menunjukkan sikap sederhana terbuka dengan semua orang, tidak pilih kasih dalam hal berteman. 4. Berbuat apa yang dipandang baik dan selalu merencanakan perbuatan baik bagi semua orang. Hidup orang Kristen selalu membawa perdamaian dimanapun mereka berada. Menjadi pembawa damai pertanda adanya dalam diri kita pengampunan. Meskipun kita mau berdamai, tapi ada saja orang jahat kepada kita. Kata Paulus, kita tidak boleh melakukan pembalasan. Kita harus member tempat pada murka Allah karena Tuhan akan menegakkan keadilan dan menghukum segala kejahatan.Intinya Paulus mengajak bagaimana orang Kristen menyatakan Kasih dalam hidupnya. Inilah pedoman orang Kristen dalam menjalani kehidupan setiap hari, baik dalam lingkungan Kristen ataupun non Kristen.

Hidup dalam kasih adalah harapan bagi semua orang. Karena semua makhluk membutuhkan kasih sayang. Tanpa adanya kasih hidup ini sepertinya hampa tak berguna, karena kasihlah kita bias bertahan hidup. Kasih itu tulus, tidak berpura-pura, sebab jika demikian kita menipu diri kita sendiri dan mendustai orang yang kita kasihi. Panggilan untuk mengasihi merupakan kewajiban semua orang, khususnya orang Kristen. Yesus sendiri memberikan perintah untuk mengasihi Tuhan Allah dengan segenap hati dan mengasihi sesama manusia seperti mengasihi diri sendiri. HPS