running text

HORAS!!! SELAMAT DATANG DI BLOG HKBP SUTOYO; Jln. Letjend Sutoyo, Jakarta Timur - Indonesia

Sabtu, 06 Oktober 2018

Renungan Harian - “Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik. Sadarlah kembali sebaik-baiknya dan jangan berbuat dosa lagi!..


Renungan Harian HKBP Sutoyo

Sabtu, 06 Oktober 2018

📖 “Janganlah kamu sesat:  Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan  yang baik. Sadarlah kembali sebaik-baiknya dan jangan berbuat dosa lagi! Ada di antara kamu yang tidak mengenal Allah.  Hal ini kukatakan, supaya kamu merasa malu.”
[ I Korintus 15 : 33-34 ]

👨‍👩‍👧‍👦 Salam dan doa kami untuk seluruh jemaat, dimana pun saudara berada. Selamat bertemu kembali dalam renungan harian HKBP Sutoyo, Sabtu, 6 Oktber 2018. Hari ini kita membahas tentang pergaulan.

Jemaat yg diberkati Tuhan. !
Menurut ahli psikolog, karakter manusia itu dibangun atau dipengaruhi oleh tiga hal, yaitu Keluarga, lingkungan, sekolah. Ketiga hal inilah yang akan membentuk kepribadian seseorang. Pergaulan seseorang juga akan membentuk sikap dan spritualitas seseorang. Oleh karena itu berhati-hatilah untuk memilih teman dalam pergaulanmu, karena dia mampu mempengaruhu seseorang.

Perkembangan teknologi membuat media semakin banyak, dan dari segala sisi kita bisa dipengaruhi oleh ajakan atau ajaran sesat yang seringkali hadir dengan kemasan menarik yang sepintas bisa saja terlihat baik dan benar. Ada banyak orang yang memulai segalanya dengan baik lalu terjerumus ke dalam dosa karena tidak berhati-hati dalam memilih teman.



Bapa/Ibu/Sdr/i yang dikasihi Tuhan !
Kita memang tidak boleh bersifat eksklusif, menutup diri dari orang lain yang tidak sepaham atau seiman, apalagi menganggap orang itu najis atau tidak tahir (haram). Dengan jelas Firman Tuhan melarang kita untuk menjauhi orang lain dengan menganggap mereka seperti itu dalam Kisah Para Rasul 10:28. Tetapi ingat pula bahwa kita harus berhati-hati agar jangan sampai kita yang terjebak mengikuti arus, malah kita yang ikut-ikutan rusak. Tugas kita untuk menjadi terang mengharuskan kita untuk bisa membuka diri seluas-luasnya dengan berbagai pihak. Bersikap eksklusif dengan menutup diri akan sama artinya dengan meletakkan lampu dibawah gantang, sehingga terang tidak akan bisa bercahaya menerangi apa-apa. (Matius 5:14-16). Tetapi ingat pula bahwa sebuah terang seharusnya mampu mengalahkan kegelapan. Gelap tidak akan pernah mampu melawan terang. Segelap gulita apapun, jika cahaya masuk kesana maka kegelapan akan sirna. Jika kita yang kalah dan kemudian meredup bahkan menjadi gelap, bukankah itu hal yang ironis dan sangat disayangkan? Kita memang harus membuka diri kepada semua orang, jangan hanya bergaul secara sempit saja, tetapi penting pula bagi kita untuk menjaga diri kita supaya tetap bisa berfungsi sebagai terang dan tidak malah ikut masuk ke dalam kegelapan yang menyesatkan.

Jemaat yang diberkati Tuhan !
Jika kita ingin bertumbuh dalam perkara-perkara rohani, pilihlah orang-orang yang mengasihi Tuhan dan memiliki komitmen untuk hidup benar sesuai dengan firman Tuhan, karena "Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya."  (Amsal 27:17).  Janganlah memilih teman atau sahabat yang perkataan dan perbuatannya tidak rohani dan cenderung membawa kita semakin jauh dari Tuhan.

Bersekutu atau bersahabat dengan orang-orang yang rohani akan turut mempercepat kita menuju kepada kedewasaan iman dan membawa kita kepada kemenangan dan juga kedamaian dan sukacita.  Sebaliknya, bila kita lebih banyak menghabiskan waktu berhubungan dengan orang-orang yang tidak rohani, kita akan tersesat semakin jauh dari Tuhan dan kita akan   jatuh dalam dosa.

Berhati-hatilah memilih sahabat, pilihlah sahabat yang membangun spritual dan iman kita untuk semakin bertumbuh. Amin [Pdt.B.Napitupulu]