running text

HORAS!!! SELAMAT DATANG DI BLOG HKBP SUTOYO; Jln. Letjend Sutoyo, Jakarta Timur - Indonesia

Selasa, 02 Oktober 2018

Renungan Harian - “Kamu adalah garam dunia, Jika garam itu menjadi tawar dengan apakah ia diasinkan? ...


Renungan Harian HKBP Sutoyo

 Selasa 2 Oktober 2018

“Kamu adalah garam dunia, Jika garam itu menjadi tawar dengan apakah ia diasinkan? Tidak lagi gunannya selain dibuang dan diinjak orang” Matius 5:13
“Hamu do sira ni tano on! Alai molo tung gabe hambar sira i, aha ma bahenon paansimhon? Nda tung na hasea be i;sibolongkononhon nama tu balian,asa didegei”

Jemaat yang dikasihi Yesus Kristus...
Semua kita pasti mengenal garam, harganya tidak terlalu mahal dandi rumah kita pasti ada garam. Garam memiliki banyak faedah pada kehidupan kita, garam menjadi penting karena memberikan rasa, garam itu penting untuk mengawetkan dan banyak lagi fungsi dan manfaatnya. Nats ini merupakan salah satu bagian Alkitab yang paling terkenal. Sayangnya, teks yang paling akrab di telinga kita seringkali justru menjadi teks yang biasa saja. Kita tidak tertantang untuk menyelidikinya lagi secara lebih cermat. Tidak heran, keindahan dari teks tersebut dengan mudah terlewatkan. Tuhan Yesus berkata kepada orang banyak yang mengikutNya dan juga kepada para murid “ kamu adalah garam dunia” Orang-orang Yahudi biasanya menggunakan garam untuk dua keperluan: mengawetkan dan memberi rasa pada makanan. Jika ini benar, maka dunia diasumsikan sedang berada dalam keadaan yang mendekati kebusukan dan ketawaran. Kejahatan ada di mana-mana. Ketidakpedulian merajalela. Di tengah situasi semacam ini, kita terpanggil untuk menunjukkan jati diri kita, Yesus menginginkan kehidupan kita sebagai manusia harus bermakna. Kita mempertahankan apa yang baik dan mencegahnya dari kebusukan.



Jemaat yang dikasihi Yesus Kristus...
Untuk memahami metafora ini, kita perlu membayangkan garam kuno, terutama di dalam budaya Yahudi. Mereka biasanya mengambil garam dari Laut Mati. Garam tersebut tidak murni, karena tercampur dengan berbagai mineral atau zat lain. Pada saat dilarutkan ke dalam air pada waktu memasak, bagian yang mengandung garam (sodium klorida) seringkali larut terlebih dahulu, sehingga hanya tersisa zat atau mineral lainnya. Jika ini yang terjadi, semua sisa mineral itu sudah tidak berguna lagi. Sisa itu akan dibuang ke tengah jalan dan diinjak-injak orang. Sekarang marilah kita meneliti kehidupan kita masing-masing apakah kita dan segala yang ada pada kita telah berarti untuk sekitar kita atau justru kita hanya memfokuskan diri kita hanya untuk menerima. Orang Kristen yang gagal memainkan peranan sebagai garam dunia. Mereka bukan hanya menjadi “tidak berguna,” melainkan diremehkan oleh dunia. Kita akan dipermalukan. Itu terjadi karena kita sendiri telah membuat diri terlihat bodoh (menjadi tawar). Yang terpenting didalam kehidupan kita ini adalah ada keinginan untuk menjadikan berarti dan bermakna bagi orang lain. Hidup ini harus menjadi berkat. Amin ( HPS )