RENUNGAN HARIAN HKBP SUTOYO
Selasa, 23 Oktober 2018
1 Timotius 4 : 7 – 8
"Tetapi jauhilah takhayul dan dongeng nenek-nenek tua. Latihlah dirimu beribadah. Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang."
“Pasiding ma angka turiturian na so gabeak, na so marnosan i. pasomalsomal ma dirim mangulahon hadaulaton! Ai otik do guna ni na pabosihon daging; alai tu saluhut do hasea hadaulaton i, ai hangoluan nuaeng nang sogot dibagabagahon”.
Pada bagian ini Paulus menekankan pentingnya beribadah. Orang yang ingin kehidupannya saleh harus melatih diri beribadah. Latihan badani terbatas gunanya, atau jika berlaku hanya dalam waktu singkat. Rasul Paulus mengharuskan Timotius menanamkan ini terhadap setiap orang Kristen. Agar dapat mencegah penyesatan yang diajarkan oleh guru-guru palsu, yang hendak memaksakan ajaran agama Yahudi. Arti dari ibadah di sini lebih mengarah pada cara hidup yang merupakan ciri dari orang Kristen. Melatih diri beribadah berarti menunjukkan ketaatan, takut dan kasih akan Allah. Semua perbuatan yang dilakukan harus berdasar atas kasih atas Allah. Banyak kegunaan untuk melatih diri beribadah. Orang yang sungguh-sungguh beribadah, sama sekali tidak akan menderita kerugian.
Namun bertekun dalam ibadah dan melatih diri untuk beribadah, banyak menghadapi kesulitan. Tetapi Paulus mengatakan ibadah berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini. Tetapi yang menjadi pertanyaan, apakah keuntungan seimbang dengan kerugiannya? Memang jika tidak seimbang, berarti bukanlah keuntungan. Kita harus yakin bahwa ibadah itu pasti membawa keuntungan. Rasul Paulus mengatakan, yang pantas diterima yaitu bahwa segala jerih payah dan kerugian dalam pelayanan bagi Allah dan pekerjaan akan dibalas dengan berlimpah-limpah, sehingga meskipun kita menderita kerugian bagi Kristus, kita tidak dibiarkan-Nya. Dia tetap menyertai kita. Amin. MMS