running text

HORAS!!! SELAMAT DATANG DI BLOG HKBP SUTOYO; Jln. Letjend Sutoyo, Jakarta Timur - Indonesia

Jumat, 21 Desember 2018

Renungan Harian - "Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti yang dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasehati dan semakin giat melalukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat"


Renungan Jemaat HKBP Sutoyo

Jumat, 21 Desember 2018

Nats : Ibrani 10:25
"Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti yang dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasehati dan semakin giat melalukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat"..



Syalom… Selamat pagi Amang, Inang dan Jemaat HKBP Sutoyo yang diberkati Tuhan. Horas…
Sebagai Pendeta HKBP, ada kalimat yang sangat sering saya terima – pernah dismapaikan dalam bentuk curhat atau pertanyaan langsung atau dalam bentuk kritikan – yang mengatakan bahwa di gereja HKBP ibadahnya monoton dan tidak relevan lagi buat generasi muda saat ini. Beda dengan gereja yang ada di luar sana. Di mana kalau gereja di luar HKBP atau katakanlah gereja Kharismatik sangat nyaman dan penuh semangat. Selain tempatnya asyik – karena di Mall – bisa sekalian cuci mata, AC-nya dingin, khotbahnya bagus dan relevan, para pelayananya ramah, dan lain sebagainya. Tidak seperti di HKBP, panas, orangnya itu-itu saja,khotbahnya sulit dimengerti – karena bahasa Batak – dan kurang relevan dengan situasi kini serta pelayannya cuek, dan banyak lagi. lagi dan lagi. Sehingga tidak jarang banyak Jemaat HKBP yang hanya terdaftar di HKBP namun ibadahnya ke gereja-gereja lain. Padahal mereka dibaptis, sidi dan menikah (bagi yang sudah menikah) di HKBP. Dan tidak sedikit juga orangtua – jemaat HKBP – mengeluhkan tentang keberadaan anak-anaknya yang tidak begitu tertarik lagi untuk beribadah di HKBP.

Saudara-saudara Jemaat Sutoyo yang diberkati dan dikasihi Tuhan...
Nats pagi ini sangat membantu kita untuk merenungkan apa yang dipergumulkan oleh Majelis Gereja dan orang tua di atas saat ini di mana tidak sedikit warga jemaat gereja HKBP ‘jajan rohani’ ke gereja yang lain.  Dikatakan bahwa “Janganlah kita menjauhkan diri dari…”. Terdapat kata “Janganlah kita menjauhkan diri..,” Ini adalah himbauan Penulis surat Ibrani kepada jemaat Tuhan kala itu di mana mereka tidak tahan lagi untuk menerima konsekuensi sebagai pengikut Kristus. Hampir setiap saat mereka – orang yang percaya itu selalu mengadapi ancaman dan tantangan. Kematian juga bagian dari resiko yang harus diterima. Waktu itu banyak sekali orang  meninggalkan iman Kristennya dan kembali ke kepercayaan mereka sebelumnya. Bila disbanding dengan pergumulan orang Kristen saat ini, di beberapa hal yang ada saat ini belum seberapa.  Dulu pergumulan mereka antara hidup dan mati, kalau sekarang sudah tidak seperti itu lagi toh. Berdasarkan itulah penulis menghimbau agar mereka – orang Kristen itu janganlah menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah. Dengan kata lain tetaplah beribadah. Jangan pernah kendor semangatmu bila pergumulan itu seperti topan keras yang melanda hidup. Benar memang bahwa ibadah itu di mana pun sama karena kita menyembah Tuhan yang sama juga. Akan tetapi konteks saat ini kalau memang kita menyembah Tuhan yang sama – di gereja lain – mengapa kita harus meninggalkan persukutuan ibadah di  gereja kita.
Bagi penulis surat Ibrani menekankan bahwa pertemuan-pertemuan ibadah yang benar itu bila di dalamnya kita – jemaat – juga pelayan yang terlibat ada saling menasehati. Bukan hanya sekedar beribadah saja, tetapi ada inisiatif atau memiliki sikap yang peduli dengan sesama. Janganlah kiranya kita cukup ‘puas’ bila kita merasa bahwa hubungan kita dengan Tuhan (vertical) sudah terpenuhi, sementara hubungan – relasi kita dengan sesama (horijontal) tidak kita perdulikan bahkan kita rusaki. Bukan berarti ibadah tidak penting.

Amang dan Inang serta Jemaat Tuhan yang baik…
Marilah kita saling mengisi dengan peduli terhadap sesama karena itu lah pada hakikatnya ibadah yang sebenarnya. Jika kita telah melaksanakan ibadah seremonial (pasif), setelah itu kita memasuki ibadah yang real (aktif) di mana saat seperti itulah kita menunjukkan keteguhan dan kekuatan iman, pengharapan serta kasih kita sebagai anak-anak Tuhan. Dan, ibadah hendaklah membawa dampak bagi kita melalui kepedulian kita (simpati, empati) bahkan pengorbanan kita menjadi nyata bagi sesama. Ibadah bukan sekedar perkumpulan biasa, namun wadah di mana orang-orang percaya bertumbuh bersama dalam pengenalan akan Tuhan, dan mempraktekkan kasihNya karena hariNya sudah dekat. Tuhan bersamamu. Amin. Pdt. Chris Harahap

Doa:
Terimakasih Tuhan atas penyertaanMu pagi ini. Ajarkan aku akan hikmatMu agar melaluinya aku semakin memahami maksud dan kebenaran FirmanMu itu untuk tetap peduli dan setia atas keinginanMu. Amin.

===========
Untuk mendapatkan setiap hari Bacaan 📖 dan Audio 📣 Renungan Harian ini, Anda cukup mengirim WA ke No 082275537070 dengan menulis data anda yaitu:
1. Nama Anda:
2. Nama Sektor Anda /Jemaat Tamu:
===========
www.hkbpsutoyo.blogspot.com